Hingga Senin (11/3/2019) siang, perbaikan prasarana perkereta- apian yang rusak di Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat, masih terus dilakukan.
Senin sore, prasarana yang rusak itu bisa dipulihkan kembali. Prasarana itu rusak, Minggu lalu, gegara musibah yang menimpa kereta rel listrik (KRL) KA 1722 relasi Jatinegara-Bogor. Tiga kereta dari rangkaian KA itu anjlok dan terguling. Sembilan belas orang terluka, termasuk masinis KA (Kompas, 11/3/2019).
Kita pantas bersyukur kecelakaan KRL itu tidak menimbulkan korban jiwa. Musibah itu juga tak memunculkan kemacetan luar biasa di jalur Bogor-Jakarta atau masalah baru terkait transportasi bagi pekerja dan pelajar, kaum komuter, di Ibu Kota pada Senin pagi, seperti yang sempat dikhawatirkan. PT Kereta Api Indonesia (KAI) cukup tanggap mengerahkan sekitar 200 pekerja untuk menyelesaikan perbaikan jalur, termasuk tetap bekerja saat hujan lebat mengguyur lokasi musibah tersebut.
Prasarana perkeretaapian yang rusak, antara lain, pada jaringan kabel listrik aliran atas, jalur rel, kawat listrik, dan tiang listrik. Kerja keras dari jajaran PT KAI, termasuk Kementerian Perhubungan, akhirnya memastikan jalur Bogor-Jakarta berfungsi kembali meski melewati tenggat yang direncanakan, yakni rampung pada Senin siang.
Terkait kecelakaan KRL, catatan Kompas memperlihatkan, musibah itu sudah berulang kali terjadi sepanjang empat tahun terakhir. Pada 19 Agustus 2015, KRL rute Bekasi-Jakarta Kota anjlok di dekat Stasiun Manggarai. Penyebab musibah adalah dua as roda kereta paling belakang keluar rel dan badan kereta membentur tiang sinyal. Semenjak itu, setiap tahun ada saja kecelakaan KRL dan kereta api di negeri ini. Terakhir, sebelum musibah di Kebon Pedes, kecelakaan KRL terjadi pada 30 Oktober 2017 di sekitar Stasiun Jatinegara. Tiada keterangan tentang penyebab kecelakaan itu.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab kecelakaan KRL di Kebon Pedes. Namun, dari laporan KNKT selama ini, penyebab kereta anjlok tidak sedikit yang terkait perawatan prasarana perkeretaapian yang kurang baik. Dalam penyelidikan KNKT terkait kecelakaan kereta komuter KA 1517 yang anjlok di Lengkung Stasiun Manggarai, Jakarta, Mei 2016, terjadi keausan rel 17 milimeter. Kondisi ini melebihi batas maksimum yang diizinkan. Dalam penyelidikan terkait kecelakaan KA lainnya, KNKT juga menemukan musibah yang disebabkan oleh rel KA yang disambung tak sempurna, roda KA tak sesuai ketentuan, dan jalur KA terkena longsor, tetapi tak diketahui lebih dini.
PT KAI, sebagai induk dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), memiliki moto ”Anda adalah Prioritas Kami”. PT KCI memiliki semangat ”Best Choice for Urban Transport”. Sem- boyan itu tentu dengan tetap mengutamakan keselamatan pengguna dan awak kereta. Keselamatan bisa terjaga jika sejak awal perawatan prasarana perkeretapian dan moda dilakukan dengan baik. Jika Anda dan keselamatan adalah prioritas kami, kereta adalah pilihan terbaik untuk transportasi.