TANGERANG, KOMPAS — PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk optimistis membukukan pendapatan dan laba yang lebih baik pada tahun ini. Optimisme ini, antara lain, didukung kerja sama dengan mitra strategis Air France KLM Engine & Maintenance yang mulai diimplementasikan.
Selain itu, saat ini kondisi maskapai penerbangan yang menjadi pelanggan Garuda Maintenance Facility (GMF) mulai membaik menyusul penurunan harga avtur dan nilai tukar rupiah yang stabil.
”Kerja sama dengan Air France sudah mulai mendatangkan pekerjaan. Tahun ini, dari KLM kami mendapatkan pekerjaan senilai 5,3 juta dollar AS dan dari Air France 11,7 juta dollar AS. Ini belum termasuk maskapai-maskapai asing lain yang dibawa Air France KLM Engine & Maintenance. Kami targetkan pekerjaan yang didapat bisa lebih dari 50 juta dollar AS,” kata Direktur Utama PT GMF AeroAsia Tbk Iwan Joeniarto seusai rapat umum pemegang saham tahunan di Tangerang, Banten, Senin (11/3/2019).
Pekerjaan dari mitra strategis ini sejalan dengan target perseroan yang ingin memperbesar pasar nonafiliasi grup. Tahun lalu, pasar nonafiliasi menghasilkan sekitar 45 persen dari total pendapatan atau sebesar 215 juta dollar AS. Pada 2017, pasar nonafiliasi menyumbang 36 persen dari pendapatan perusahaan atau sekitar 150 juta dollar AS.
”Kami berupaya memperbesar pasar dari luar grup. Saat ini, kami sedang menjajaki pasar Korea Selatan, Jepang, Filipina, Timur Tengah, dan lainnya. Maskapai di negara-negara itu cukup banyak, tetapi fasilitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) sangat kurang,” kata Iwan.
GMF juga akan bekerja sama membangun pabrik ban vulkanisir untuk pesawat. Untuk keperluan itu, GMF sudah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan pabrik ban untuk membuka pabrik di Indonesia. Dengan demikian, maskapai tidak perlu mengirim ban ke luar negeri untuk vulkanisir.
Direktur Keuangan GMF AeroAsia Edward Okky menambahkan, pendapatan GMF pada 2018 sebesar 470 juta dollar AS dengan laba bersih 30,7 juta dollar AS. Dengan nilai tukar berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, Senin (11/3/2019), sebesar Rp 14.324 per dollar AS, pendapatan GMF AeroAsia senilai Rp 6,732 triliun dan laba bersih Rp 440,299 miliar.
”Tahun lalu, banyak klien kami kesulitan keuangan sehingga kami harus meminjam modal kerja dan membayar bunganya untuk bisa kerja. Tidak bisa mengandalkan uang muka dari klien,” kata Okky.
Ia menambahkan, GMF akan meningkatkan kapabilitas internal untuk mesin pesawat sehingga bisa menaikkan margin keuntungan. ”Selain itu, kami akan membuat alternatif skema pembayaran yang memberi kenyamanan kepada pelanggan GMF,” lanjutnya.
Sebagai komitmen kepada pemegang saham, GMF membagikan dividen sebesar 6,1 juta dollar AS atau 20 persen dari laba bersih perusahaan. ”Kami ingin membuktikan bahwa GMF merupakan tempat yang menjanjikan untuk berinvestasi. Upaya demi upaya terus kami jalankan untuk membawa keuntungan bagi perusahaan yang nantinya pasti dikembalikan kepada pemegang saham,” tutur Iwan.