Cuaca Buruk, Kotak Suara yang Dikirim ke Kepulauan Maluku Rentan Rusak
Badan Pengawas Pemilu Provinsi Maluku mengkhawatirkan kelancaran dan keamanan logistik pemilu yang dikirim ke pulau-pulau di Maluku. Kotak suara yang terbuat dari kardus itu berpotensi rusak apabila terpapar air laut atau hujan.
Oleh
Fransiskus Pati Herin
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Badan Pengawas Pemilu Maluku mengkhawatirkan kelancaran dan keamanan logistik pemilu yang dikirim ke pulau-pulau di Maluku. Kotak suara yang terbuat dari kardus itu berpotensi rusak apabila terpapar air laut atau hujan.
Kondisi itu sangat mungkin terjadi lantaran gelombang tinggi, angin, dan hujan diperkirakan melanda sejumlah wilayah di Maluku. Kekhawatiran itu disampaikan komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Maluku, Paulus Tataley, di sela-sela proses bongkar muat logistik Pemilu 2019 di Ambon, Rabu (13/3/2019) siang.
Logistik tersebut siap didistribusikan ke semua wilayah di Maluku yang terdiri dari 11 kabupaten/kota, 118 kecamatan, dan 1.231 desa/kelurahan. Menurut Paulus, tahap pendistribusian yang dikhawatirkan adalah dari ibu kota kabupaten/kota ke kecamatan dan desa-desa yang berada di pulau-pulau kecil.
Pendistribusian itu akan menggunakan kapal kayu berukuran kecil dan perahu motor. ”Kondisi ini harus diantisipasi oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai penyelenggara teknis dan perlu didukung oleh pemerintah daerah,” kata Paulus.
Kebanyakan perahu motor yang melayani pulau-pulau kecil tidak memiliki atap. Barang angkutan biasanya ditumpuk secara terbuka atau ditutup dengan terpal seadanya. Surat suara dan kotak suara yang terbuat dari kardus itu sangat rentan mengalami kerusakan karena terpapar empasan air laut dan atau hujan saat dalam perjalanan.
Hal ini sudah terjadi di daerah lain. Di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sekitar 2.000 kotak suara rusak karena terpapar hujan. Selain melempem, kotak itu juga sobek dan berlubang. Kotak tidak dilapisi plastik. Sebagian dinding gudang KPU yang menjadi tempat penyimpanan kotak suara itu berupa seng dan bocor di sejumlah tempat (Kompas, 13/2/2019).
Kami sudah ingatkan hal ini dalam rapat koordinasi dengan pihak KPU beberapa waktu lalu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pattimura, Ambon, telah mengingatkan potensi gelombang tinggi, angin, dan hujan yang bakal melanda bagian tenggara hingga barat daya Maluku. Kawasan itu terdiri dari Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Tenggara, Kepulauan Tanimbar, Maluku Barat Daya, dan Kota Tual.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura, Ambon, Rion S Salman, mengatakan, potensi tekanan rendah di wilayah selatan Maluku menjadi pemicu hujan dan angin kencang yang dapat menimbulkan gelombang tinggi. Dalam beberapa hari terakhir ini, misalnya, hujan dan angin melanda sejumlah wilayah Maluku, termasuk Kota Ambon.
”Cuaca saat ini berubah secara cepat. Hujan dan angin masih terjadi hingga April. Khusus di selatan Maluku, saat ini memang lagi musim cuaca buruk. Kami sudah ingatkan hal ini dalam rapat koordinasi dengan pihak KPU beberapa waktu lalu,” kata Rion.
Ambil alih
Terkait ancaman cuaca buruk, Sekretaris KPU Maluku M Ali Masuku mengatakan, pihaknya menjamin proses distribusi bakal berjalan dengan lancar. ”Kami meminta jajaran penyelenggara pemilu di bawah untuk terus berkoordinasi dengan pihak terkait,” katanya.
Adapun terkait masalah kekosongan komisioner di KPU Maluku, Ali mengatakan, kendali KPU Maluku sudah diambil alih KPU sejak Selasa kemarin. Masa kepengurusan komisioner KPU Maluku periode 2014-2019 telah berakhir pada Senin lalu.
Hasil proses seleksi KPU Maluku baru akan diumumkan pada 15 Maret. Ali mengatakan, tidak ada kendala berarti dalam kekosongan komisioner yang terjadi saat ini. Semua proses berjalan lancar sesuai dengan tahapan.