INDRAMAYU, KOMPAS Berstatus salah satu pelabuhan terbesar di Jawa Barat, infrastruktur Pangkalan Pendaratan Ikan Karangsong di Kabupaten Indramayu masih terbatas. Selain minimnya gudang berpendingin dan kolam pelabuhan, Karangsong tanpa industri pengolahan perikanan.
Pada bongkar muat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong, Selasa (12/3/2019), hasil tangkapan diturunkan dari kapal menggunakan balok ke dermaga bongkar sebelum dinaikkan ke keranjang.
Tanpa penutup, keranjang dibawa ke gudang berpendingin, sekitar 10 meter dari dermaga. Kapasitas gudang berpendingin itu hanya 300 ton.
”Padahal, satu kapal besar saja membawa hasil 150 ton. Kebutuhan cold storage minimal 1.000 ton,” ujar Ketua I Bidang Organisasi Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra Rusmadi.
Mina Sumitra merupakan koperasi perikanan yang mengelola TPI Karangsong. Saat ini, ada sekitar 500 kapal dan ribuan nelayan di Karangsong. Lebih dari 150 kapal berukuran di atas 30 gros ton.
Data KPL Mina Sumitra, produksi perikanan di Karangsong tahun lalu 21.532 ton. Itu sekitar 60 persen dari produksi perikanan di Indramayu, yakni 36.576 ton. Dengan garis pantai 147 km, Indramayu menyumbang sekitar 40 persen produksi perikanan di Jabar.
Nilai produksi perikanan di Karangsong Rp 476,9 miliar pada 2018 atau 80 persen dari total nilai produksi Indramayu, yakni Rp 595 miliar. Karangsong berkontribusi Rp 10,6 miliar untuk pendapatan asli daerah Indramayu.
Harga terimbas
Minimnya gudang berpendingin itu, lanjut Rusmadi, berimbas pada harga ikan saat tangkapan melimpah. Melalui gudang itu, kerugian nelayan diantisipasi.
Koperasi membeli ikan di atas harga pasar. Selanjutnya ikan disimpan di gudang berpendingin sembari menunggu pembeli yang menawar dengan harga tinggi.
”Nelayan tidak lagi terpaksa menjual ikannya dengan harga murah,” ujar Rusmadi. Selain itu, kolam pelabuhan juga belum memadai. Antrean kapal untuk bongkar muat bisa empat hari saat ramai.
Sekretaris KPL Mina Sumitra Guntur menambahkan, Karangsong juga butuh industri pengolahan perikanan. ”Bahan baku melimpah,” ujarnya.
Kepala Bidang Usaha dan Pengelolaan TPI di Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu Tahta Rahmatullah mengakui infrastruktur Karangsong masih terbatas. Anggaran menjadi alasan.