WASHINGTON, RABU — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi menolak kemungkinan pemakzulan Presiden AS Donald Trump meskipun saat ini kubu Demokrat menguasai parlemen. Pelosi beralasan, pemakzulan akan membuat rakyat AS terbelah dan upaya itu pun memerlukan proses bipartisan.
Dalam wawancara dengan harian The Washington Post, Pelosi menegaskan, dirinya tidak tertarik dengan proses pemakzulan. ”Trump tidak sepenting itu,” kata Nancy. ”Tanpa adanya hal yang sangat penting dan digaungkan secara bipartisan, kita tak perlu menuju ke proses itu karena akan memecah belah negara,” ujar Pelosi.
Pernyataan Pelosi menjadi isyarat jelas bagi kaukus Demokrat dan juga para pemilih bahwa Demokrat tidak akan buru-buru mencoba melengserkan Trump. Meskipun, sebelumnya Pelosi pernah mengatakan bahwa Demokrat menunggu penyidik khusus Robert Mueller menjabarkan temuannya terkait keterlibatan Rusia dalam pemilu AS. Demokrat ingin mengetahui, apakah ada keterlibatan tim pemenangan Trump yang bekerja sama dengan pihak Rusia.
Dengan demikian, bisa jadi isyarat Pelosi itu menunjukkan bahwa temuan Mueller kemungkinan tidak terlalu ”kuat” untuk melengserkan Trump. Meski begitu, kubu Demokrat di DPR bertekad akan menjalankan sendiri penyelidikan terkait dengan kesepakatan bisnis Trump dengan Rusia tanpa harus menyentuh masalah pemakzulan.
Kecewa
Pernyataan Pelosi tetap mengecewakan sebagian kubu Demokrat yang bersemangat memproses pemakzulan sejak Demokrat menguasai parlemen. Sejumlah anggota DPR yang baru, seperti Rashida Tlaib, sejak hari pertama dilantik telah menyatakan akan mendorong pemakzulan Trump.
Miliarder Tom Steyer yang menggelontorkan dana untuk pemakzulan Trump mengaku kecewa dengan pernyataan Pelosi. ”Ketua DPR menyatakan bahwa Trump tidak terlalu penting? Lalu, apakah melindungi sistem hukum kita tidak penting? Apakah meminta pertanggungjawaban presiden untuk kejahatannya tidak penting?” kata Seyer.
Pernyataan Pelosi menjadi isyarat jelas bagi kaukus Demokrat dan juga para pemilih bahwa Demokrat tidak akan buru-buru mencoba melengserkan Trump.
Kubu Republik menyambut baik pernyataan Pelosi. ”Itu adalah pernyataan yang cerdas,” kata Doug Collins, anggota DPR dari Republik.
Ia yakin, Pelosi memahami situasi politik yang berlangsung saat ini bahwa dibutuhkan bukti-bukti yang jauh lebih besar dari yang dimiliki Demokrat untuk memakzulkan Trump.
Pelosi merupakan politisi veteran Demokrat yang juga pernah menolak pemakzulan Presiden George W Bush. Pelosi, yang merupakan anggota Kongres ketika proses pemakzulan terhadap Presiden Bill Clinton terjadi, melihat bagaimana rakyat malah menjadi bersimpati kepada Clinton dan itu membantu Clinton memenangi periode kedua kepresidenan.
Mendekati pemilu sela 2018 lalu, Pelosi meminta kepada para caleg Demokrat untuk tidak berkampanye soal pemakzulan dan lebih fokus pada isu-isu yang dekat dengan para pemilih. (AP/AFP)