JAKARTA, KOMPAS — Mobil tangki pengangkut bahan bakar memiliki risiko terbakar akibat tromol roda truk yang panas. Untuk mengantisipasi hal ini, PT Pertamina Patra Niaga membuat terobosan dengan menciptakan SmartMT. Alat ini bisa memantau kondisi tromol rem kendaraan.
Inovasi yang memanfaatkan teknologi digital ini juga bisa memonitor tingkat kelelahan pengemudi, yang akan mengeluarkan bunyi alarm jika ada sesuatu yang dianggap berbahaya.
”Inovasi ini sebagai jawaban dari insiden kebakaran mobil tangki yang sedang melakukan pengiriman bahan bakar minyak di wilayah Banyuwangi pada Mei 2017,” kata Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Nina Sulistyowati saat peluncuran penggunaan SmartMT di Pertamina Plumpang, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
”Dari hasil paparan investigasi KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) dari insiden di Banyuwangi, kami mendapatkan kesimpulan bahwa panas berlebih di dalam tromol roda hingga menimbulkan percikan api dan membakar seluruh mobil tangki,” lanjut Nina.
Ia menyebutkan, SmartMT merupakan teknologi digital yang bisa dipantau secara daring (dalam jaringan) dari kantor pusat. Teknologi ini bisa mengendalikan kondisi mobil tangki yang sedang beroperasi di mana pun berada.
Nina menambahkan, teknologi ini juga mendapat sambutan yang positif dari pengemudi mobil tangki karena sangat membantu tugas mereka. Selama ini, sebelum mereka berangkat untuk mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar khusus (BBK), pengemudi mobil tangki terlebih dahulu mengecek suhu ban mobil tangki menggunakan thermometer gun.
”Setelah sensor suhu dipasang di setiap sumbu roda, pengemudi mobil tangki hanya perlu melihat indikator yang tersaji di dashboard mobil tangki. Informasi yang terlihat adalah indikator suhu ban di level merah, kuning, atau hijau. Apabila indikator suhu ban berwarna kuning, lampu tanda peringatan akan menyala di dashboard disertai bunyi beep,” tuturnya.
Sementara Manajer ICT Departemen Giyarto, yang juga pemimpin Tim Research & Development Digitalisasi Mobil Tangki PPN, mengatakan, dengan indikator sensor suhu pada sumbu ban, pengelolaan kecelakaan yang tidak
diharapkan bisa diantisipasi lebih dini.
Lampu kuning atau merah yang menyala di dashboard menjadi pertanda bagi pengemudi mobil tangki untuk segera ke bengkel guna melakukan pengecekan ban. Kendala yang berpotensi menimbulkan celaka saat mobil tangki berada di jalan raya pun bisa diminimalkan, bahkan dapat dicegah lebih dini.
”Data yang dihasilkan dari alat pendeteksi juga diunggah di control room yang berada di kantor pusat PPN sehingga petugas bisa langsung memperingatkan pengemudi mobil tangki apabila lampu tanda peringatan menyala. Dengan mengetahui adanya kendala lebih dini, pengemudi mobil tangki tidak perlu was-was lagi ketika sedang berkendara,” lanjut Giyarto.
Sementara itu, Koordinator Investigator KNKT Achmad Wildan mengatakan, sensor roda truk ini sangat membantu pengemudi dalam mencegah kecelakaan lalu lintas. ”Sudah tiga kali terjadi truk terbakar akibat tromol roda yang panas. Dengan inovasi ini, diharapkan tidak hanya Pertamina yang memanfaatkannya, tetapi juga operator truk lain dan juga kendaraan lain,” kata Wildan.
Tromol roda yang memanas bisa disebabkan banyak hal. Padahal, apabila tromol panas, selain bisa memercik api, juga bisa membuat rem blong. Dengan demikian, risiko kecelakaan yang dihadapi pengemudi semakin besar. Oleh karena itu, inovasi ini sebaiknya juga diterapkan di kendaraan yang lain.