JAKARTA, KOMPAS - Arus modal asing yang masuk ke instrumen portofolio di Tanah Air masih berpotensi meninggalkan Indonesia bila mendapat rangsangan sentimen global. Bauran kebijakan dibutuhkan untuk mengantisipasi hal ini.
Total dana asing yang masuk ke Indonesia sejak awal tahun hingga 1 Maret 2019 tercatat sebesar Rp 68 triliun. Dana tersebut masuk melalui pasar modal serta penjualan surat berharga negara (SBN).
Ekonom sekaligus Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri, menyatakan, arus modal yang masuk tersebut awalnya dipicu oleh meredanya tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. Investor asing akhirnya kembali melirik aset-aset keuangan dalam rupiah yang relatif menawarkan imbal hasil tinggi.
Chatib melihat dalam jangka pendek, masuknya arus modal memang mendorong perekonomian. Namun, jika tidak diiringi dengan pendalaman pasar dengan memperbanyak investor domestik, dampak investasi terhadap pertumbuhan ekonomi tidak berkesinambungan.
“Seandainya ada pemicu, dana asing bisa mengalir deras ke luar dan menimbulkan gejolak,” katanya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Untuk mengantisipasi hal ini, lanjut dia, pemerintah telah menerapkan reverse tobin tax, yaitu insentif pajak bagi dana asing. Dalam penerapan ini, pemerintah memberikan insentif pajak jika investor melakukan reinvestasi keuntungannya dalam jangka panjang.
“Selain itu, perlu diciptakan instrumen atau produk pasar keuangan agar orang Indonesia memiliki opsi untuk menempatkan investasi portofolio dalam mata uang asingnya di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Chatib, ketersediaan berbagai instrumen pasar keuangan ini akan meningkatkan pasokan valuta asing (valas) di dalam negeri. Selain itu, otoritas kebijakan fiskal dan moneter tentu harus menjaga iklim investasi tetap positif.
Perlu diciptakan instrumen atau produk pasar keuangan agar orang Indonesia memiliki opsi untuk menempatkan investasi portofolio dalam mata uang asingnya di Indonesia
Berdasarkan data RTI Infokom, selama seminggu terakhir, investor asing masih mencatatkan aksi jual sebesar Rp 2,89 triliun di semua pasar. Adapun di pasar reguler, asing tercatat cukup banyak menarik dana hingga mencatat jual bersih sebesar Rp 2,23 triliun.
Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan mengatakan arus modal asing yang keluar dari pasar modal Indonesia belakangan cukup besar. Kondisi ini bisa dimanfaatkan investor domestik untuk masuk ke saham-saham berkapitalisasi besar dengan harga yang cukup murah.
“Kesigapan investor domestik dalam menampung saham yang dilepas asing menjaga stabilitas IHSG meskipun dalam sepekan terakhir arus keluar modal asing dari pasar modal cukup deras,” ujarnya.