JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah menyiapkan dana abadi untuk penguatan kualitas di empat bidang yakni pendidikan, riset, Perguruan Tinggi, dan kebudayaan. Jumlah dana abadi yang disiapkan pun terus meningkat.
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho menjelaskan, saat ini sudah ada dana abadi untuk pendidikan. Namun, ke depan, riset, perguruan tinggi, maupun kebudayaan pun akan mendapatkan anggaran dari dana abadi.
Hal ini disampaikan dalam diskusi Forum Merdeka Barat bertema “Membangun SDM Menyongsong Era Industri 4.0” di Kantor KSP, Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (14/3/2019). Hadir sebagai pembicara dalam acara ini Deputi V Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nyoman Shuida, Staf Ahli Menteri Sosial Marzuki, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid, dan Deputi IV Kementerian Pemuda dan Olahraga Chandra Bekti.
Dana abadi pendidikan yang sudah ada selama ini digunakan untuk memberi beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) kepada mahasiswa Indonesia di berbagai perguruan tinggi terkemuka baik dalam dan luar negeri. Saat ini, dana abadi yang dikelola sebesar Rp 60 triliun dan ke depan akan ditingkatkan menjadi Rp 100 triliun.
Dana untuk penelitian pun akan disiapkan dari dana abadi. Sebelum ini, Presiden Joko Widodo memang pernah mengeritik pengelolaan dana riset senilai Rp 25 triliun yang tersebar di semua kementerian/lembaga. Presiden berharap pengelolaan dana riset betul-betul bisa dimanfaatkan dengan sasaran tepat.
Tahun anggaran ini, kata Yanuar, dana abadi riset sudah mulai disiapkan dengan Rp 1 triliun dan akan terus ditingkatkan sampai Rp 50 triliun selama lima tahun ke depan. Saat ini, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi masih menyiapkan model pengelolaan dana abadi riset ini.
Dana abadi lainnya yang disiapkan adalah dana abadi perguruan tinggi. Dana abadi ini disiapkan untuk meningkatkan kualitas perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Harapannya, semakin banyak perguruan tinggi Indonesia yang masuk di 500 besar dunia. Saat ini, hanya tiga kampus Indonesia yang masuk 500 besar QS yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada.
“Ide dana abadi ini untuk memperkuat perguruan tinggi itu agar tidak menggunakan mekanisme keuangan yang kaku, namun memungkinkan perguruan tinggi mengelola dana abadi dan hasilnya digunakan untuk meningkatkan kinerja akademiknya, publikasi, mendorong riset, dorong dosen, dll,” tutur Yanuar.
Dana abadi perguruan tinggi pun bukan disiapkan untuk membantu mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Untuk ini, sudah ada program seperti Bidik Misi serta program afirmasi pendidikan lain dari wilayah 3T dan Papua serta beasiswa peningkatan prestasi akademik (PPA).
Adapun dana abadi untuk kebudayaan dianggarkan mulai tahun ini, dari Rp 5 triliun. Alokasi dana abadi ini juga akan terus ditingkatkan sampai Rp 50 triliun.
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid menyebutkan, hasil dari pengelolaan dana abadi, yakni bunganya sebesar 6 persen akan digunakan mulai 2021.
Dana abadi kebudayaan ini diperlukan karena selama ini kegiatan kebudayaan sangat bergantunh pada alokasi APBN, padahal kerapkali standar biaya di sektor ini berbeda dengan harga pasar.
“Dengan adanya pengelolaan dana abadi kebudayaan dan bentuknya hibah, akan jauh lebih leluasa. Harapannya juga dengan jumlah signifikan akan bangkit kegiatan kebudayaan yang selama ini kesulitan dibiayai dengan APBN,” tutur Hilmar Farid.
Kendati demikian, lanjutnya, pengelolaan dana abadi kebudayaan masih dibahas bersama Kementerian Keuangan. Diperkirakan bentuk kelembagaan yang akan mengelola dana abadi kebudayaan semacam Badan Layanan Umum seperti LPDP dengan fokus pada komunitas kebudayaan khususnya di luar Jawa yang aksesnya kurang. Adapun alokasi anggaran untuk bantuan operasionak taman budaya, pengadaan alat kesenian sekolah, dan museum tetap dilakukan melalui APBN seperti biasa.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.