Konektivitas Stasiun Kereta Cepat Jadi Fokus Utama
Pembangunan jalur kereta api Tegalluar-Stasiun Bandung direncanakan selesai tahun 2021 bersamaan dengan target pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Jalur kereta dengan nilai investasi mencapai Rp 4,1 Triliun ini diharapkan menjadi konektivitas antara stasiun kereta cepat di Tegalluar dengan pusat Kota Bandung.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pembangunan jalur kereta api Tegalluar-Stasiun Bandung direncanakan selesai pada 2021 bersamaan dengan target pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Jalur kereta bernilai investasi hingga Rp 4,1 triliun itu diharapkan mendukung konektivitas stasiun kereta cepat di Tegalluar dengan pusat kota Bandung.
Serketaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa, di Bandung, Kamis (14/3/2019), menyatakan, rancangan koordinat trase dan area-area pendukung lainnya diharapkan selesai pada bulan Juli sehingga bisa rampung dan ditetapkan pada akhir 2019. Trase merupakan sumbu jalan menggunakan garis lurus yang berhubungan.
Iwa berujar, pemerintah mengawasi jadwal rencana yang telah dipaparkan sehingga pembangunan tidak tersendat. ”Dengan penetapan ketat, diharapkan konstruksinya selesai pada Juli 2021. Jadi, tidak ada hambatan akses antara stasiun kereta cepat dan pusat kota Bandung,” ujarnya.
Baca Juga: Lahan Kereta Cepat Dikebut
Kereta cepat jurusan Jakarta-Bandung ini menjadi pembangunan infrastruktur yang akan menambah akses dari Jakarta ke Jabar. Dengan kereta berkecepatan mencapai 350 kilometer per jam itu, waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung menjadi sekitar 45 menit. Periode waktu itu jauh lebih cepat dibandingkan menggunakan kereta api saat ini, mencapai 3 jam.
Pembangunan infrastruktur ini, menurut Iwa, menggunakan mekanisme konsorsium bernilai investasi hingga Rp 4,1 triliun dengan panjang trase sekitar 13 kilometer. Lintasan layang dengan dua jalur (double track) dibangun sepanjang 2,5 kilometer hingga Stasiun Cimekar. Sepanjang 11 kilometer sisanya akan menempel dengan jalur kereta dari Rancaekek menuju Bandung.
Dengan kereta berkecepatan mencapai 350 kilometer per jam itu, waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung menjadi sekitar 45 menit.
Selain itu, direncanakan juga dibangun satu stasiun di dekat Gedebage untuk mengakomodasi transportasi ke permukiman dan beberapa fasilitas publik, seperti Masjid Raya Jabar Al Jabbar dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Dengan adanya jalur ini, waktu tempuh dari Stasiun Tegalluar ke Stasiun Bandung kurang dari 21 menit.
Menurut Iwa, konsorsium ini dipimpin PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) sebagai pemilik lahan dan infrastrukturnya. Beberapa perusahaan yang akan diajak bekerja sama adalah PT Wijaya Karya (WIKA), PT Pilar Sinergi BUMN, PT Kereta Cepat Indonesia Cina, dan perusahaan milik Pemprov Jabar, PT Jabar Moda Transportasi.
Iwa memaparkan, konsep pembangunan trase ini business to business (antar- perusahaan) sehingga tidak ada pembahasan yang cukup panjang dan lama karena menggunakan APBN. ”Kami mencoba dorong pembangunan ini karena konektivitas adalah sebuah keharusan. Pembangunan Stasiun Gedebage juga merupakan usulan Gubernur Jabar dan sejalan dengan keinginan Pemkot Bandung. Fasilitas ini juga menjadi solusi pengurai kemacetan,” tuturnya.
Corporate Deputy Director of Medium And High Speed Railway PT KAI Solihin menyatakan, rencana konsorsium masih akan dibahas dengan mengajak perusahaan-perusahaan yang bersangkutan. Ia berujar, PT KAI mengutamakan hubungan di antara kedua stasiun sehingga arus penumpang dari kereta cepat menuju pusat kota tidak terhambat.
Tidak hanya mengerjakan trase, Solihin memaparkan, konsorsium ini juga akan mengerjakan beberapa kawasan permukiman berorientasi transit (transit oriented development/TOD). Hal ini akan mendorong warga menggunakan alat transportasi massal terdekat dari tempat tinggalnya.
”Kami masih membahas pembagian setiap perubahan.Yang penting, kami mengedepankan tercapainya konektivitas antara kereta cepat dan Kota Bandung,” ujarnya.