Permukiman di sekitar lokasi ledakan bom bunuh diri terduga teroris di Gang Serumpun, Jalan Cendrawasih, Kota Sibolga, Sumatera Utara, dinyatakan bersih dari bahan peledak, Kamis (14/3/2019) sore.
Oleh
Nikson Sinaga
·3 menit baca
SIBOLGA, KOMPAS — Permukiman di sekitar lokasi ledakan bom bunuh diri terduga teroris di Gang Serumpun, Jalan Cendrawasih, Kota Sibolga, Sumatera Utara, dinyatakan bersih dari bahan peledak, Kamis (14/3/2019) sore. Ratusan keluarga yang sebelumnya dievakuasi diizinkan kembali ke rumah. Warga terkejut melihat rumah mereka yang luluh lantak.
Ratusan keluarga yang bermukim sekitar 200 meter dari lokasi ledakan bom sebelumnya dievakuasi petugas. Lokasi dijaga ketat polisi sehingga hanya bisa dimasuki petugas yang menjinakkan bahan peledak dan tim identifikasi jenazah pelaku bom bunuh diri.
”Hasil rapat Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Kepolisian Daerah Sumatera Utara, dan Kepolisian Resor Sibolga menyatakan, lokasi di sekitar ledakan sudah steril dari bahan peledak,” kata Kepala Polres Sibolga Edwin Hatorangan Hariandja, Kamis sore.
Bom bunuh diri dilakukan istri terduga teroris Abu Hamzah, Rabu (13/3/2019) dini hari. Bom diledakkan setelah polisi mengepung lebih dari 10 jam. Dalam operasi penangkapan itu, polisi menangkap Abu Hamzah dan empat anggotanya. Polisi juga menemukan 300 kilogram bahan peledak dan lima bom siap diledakkan.
Warga terkejut melihat rumah-rumah mereka hancur berantakan. Sekitar 30 rumah hancur total rata dengan tanah pada radius 30 meter dari pusat ledakan. Hanya tampak puing-puing rumah berupa tembok, papan, dan tiang kayu pada permukiman padat yang didominasi nelayan itu. Di pusat ledakan tampak lubang berdiameter 5 meter dengan kedalaman 1,5 meter.
Pada radius 30-100 meter dari lokasi ledakan, kerusakan rumah cukup parah. Sebagian atap dan tembok rumah roboh. Beberapa rumah dan perabot tampak hangus terbakar. Ratusan rumah lainnya juga rusak ringan, seperti plafon yang roboh, sebagian atap copot, dan kaca pecah.
Yulia Ningsih (30), warga Gang Serumpun yang rumahnya berada di depan rumah Abu Hamzah, tidak menyangka tetangganya melakukan tindakan terorisme. ”Istri Abu yang kami kenal dengan nama Uma (ibu) Abu memang pendiam dan tertutup. Namun, saya sama sekali tidak pernah terpikir dia bergabung kelompok teroris,” kata Yulia.
Yulia mengatakan, mereka tidak menyangka Uma Abu tega melakukan bom bunuh diri dan menghancurkan rumah-rumah tetangganya. Rumah Yulia pun ikut hancur total. Menurut dia, Abu Hamzah lahir dan besar di rumah itu dan sempat merantau serta pulang ketika menikah dengan Uma Abu.
Abu Hamzah dan istrinya pun sudah tiga tahun tinggal di sana. ”Selama tiga tahun kami sama sekali tidak pernah mengobrol. Uma Abu selalu di dalam rumah dan menutup pintu dan jendela. Ia hanya keluar saat hendak ke warung. Kalau anaknya bermain ke teras rumah kami, Uma Abu langsung menggendongnya dan masuk ke rumahnya,” kata Yulia.
Pendataan rumah
Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk mengatakan, mereka saat ini berfokus mendata warga yang rumahnya rusak akibat ledakan bom tersebut. Mereka memperkirakan ada lebih dari 100 rumah yang rusak total, rusak sedang, dan rusak ringan.
Pemerintah Kota Sibolga hendak mengusulkan biaya perbaikan rumah kepada Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). ”Semoga biaya perbaikan kerusakan ini nanti bisa ditanggulangi,” kata Syarfi.