Minggu petang (3/3), Satgas TNI yang tergabung dalam Operasi Tinombala kembali menyergap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Sempat terjadi baku tembak, dan Satgas TNI menembak mati seorang teroris, Romzi alias Basyir, dan seorang teroris atas nama Aditya alias Idad alias Kuasa yang ditangkap berikut sepucuk senapan M-16.
Saat penyergapan terjadi, teroris berjumlah lima orang. Mereka bagian dari 14 orang sisa kelompok teroris MIT yang dulu dipimpin Santoso dan dilanjutkan Barok alias Rangga, keduanya sudah tewas disergap oleh Satgas TNI yang menjadi bagian Operasi Tinombala. Rangga yang dijuluki Jagal Poso dikenal sangat biadab karena perbuatannya memenggal warga lalu ditayangkan di sosial media. Kini kelompok yang tersisa tersebut dipimpin Ali Kalora dan diperkirakan sekurangnya bergerak dalam dua kelompok.
Pada bulan Desember 2018, mereka memenggal seorang warga Poso, umumnya para petani setempat yang menjadi sasaran terror kelompok teroris MIT. Mereka memenggal korban dan memaksa keluarga korban untuk menyaksikannya sebagai bagian dari cara menyebar teror dan ketakutan terhadap warga Poso.
Adapun penyergapan yang menewaskan Romzi dan berhasil menangkap Aditya, diawali dari pengintaian yang dilakukan tentara pada Minggu pagi. Satgas pun bergerak mendatangi lokasi titik pergerakan kelompok teroris MIT. Titik awal mereka diketahui berada di wilayah Padopi.
Sebelum pembunuhan terhadap warga di bulan Desember 2018, kelompok teroris tersebut juga sempat membunuh seorang petani yang disergap di kebun di daerah sebelah barat laut Poso di jurusan Parigi – Moutong.
Lokasi tersebut bukan di atas Pegunungan Biru tempat Santoso dan kelompok teroris dulu biasa bersembunyi dan menebar teror di wilayah Poso. Daerah Pegunungan Biru sendiri merupakan wilayah berhutan lebat di ketinggian 1.000–2.000 meter dari permukaan laut yang terbentang bak tembok di sisi selatan dan barat Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Parigi – Moutong ke wilayah Poso Pesisir.
Wilayah Pegunungan Biru memiliki berbagai sumber protein dari sejenis belut yang hidup di danau-danau serta beragam hewan kecil. Sedangkan di wilayah Napu terdapat ancaman bahaya infeksi cacing pemicu stroke yang berkembang di dalam tubuh manusia yang terpapar oleh cacing jenis Schitosoma japonicum yang di Jepang sudah punah dan hanya tersisa di wilayah Napu, Poso.
Sembunyi Di Kebun
Pantauan awal Satgas TNI, diketahui kelompok teroris MIT tersebut berada di Pondok Abdul Salam. Istilah Pondok adalah gubuk yang dibangun petani atau pekebun di sepanjang jalur Jalan Nasional Trans Sulawesi dari arah Parigi-Moutong menuju Poso Pesisir hingga ke ujung timur di Morowali dan juga ke selatan Poso Pesisir ke arah Danau Poso.
Wilayah Pegunungan Biru memiliki berbagai sumber protein dari sejenis belut yang hidup di danau-danau serta beragam hewan kecil.
Pondok milik petani atau pekebun itu biasanya dibangun berjarak 5-15 kilometer dari tepi Jalan Raya Trans Sulawesi ke arah pegunungan di pedalaman Poso dan juga pegunungan antara Poso–Parigi ke arah Kota Palu. Para petani dan pekebun biasanya tinggal beberapa hari di pondok mereka dan meninggalkan rumahnya di daerah pesisir yang berdekatan dengan Jalan Trans Sulawesi.
Tempat-tempat tersebut sangat terisolir sehingga sulit bagi warga untuk mencari pertolongan jika ada gangguan kelompok teroris. Berdasarkan pengalaman penulis bergerak bersama Satgas TNI dalam Satgas Tinombala usai penyergapan terhadap Barok alias Rangga, diketahui kelompok teroris MIT kerap mencuri bekal warga di pondok mereka atau pun meminta paksa. Namun, terkadang mereka juga membeli perbekalan dalam kesempatan tertentu.
Kondisi tersebut membuat warga takut jika melaporkan keberadaan kelompok teroris MIT karena khawatir keluarga mereka menjadi sasaran balas dendam.
Para kelompok teroris memahami kebiasaan warga Kristiani dan Muslim di pedesaan Poso, sehingga mereka terkadang memasuki pemukiman saat ibadah Hari Minggu di kawasan Kristiani karena sepi. Warga sedang berada di gereja. Atau mereka memasuki perkampungan Muslim saat ibadah sholat Jumat karena kaum pria sedang berada di masjid.
Karena wilayah Poso relatif kecil dari segi jumlah penduduk, maka kelompok teroris yang memiliki jejaring keluarga, saling kenal dengan warga dan masyarakat umum. Kondisi tersebut membuat warga takut jika melaporkan keberadaan kelompok teroris MIT karena khawatir keluarga mereka menjadi sasaran balas dendam.
Umi Wardah, isteri pertama Santoso dalam kesempatan berbicara dengan penulis mengaku, masih berhubungan dengan teman-teman masa kecilnya yang berasal dari komunitas Hindu dan Kristiani. Kurang dari 50 meter rumah Umi Wardah, pemukiman warga Muslim keturunan Jawa tempatnya tinggal berbatasan dengan pemukiman Banjar warga Hindu Bali. Hubungan antar komunitas tersebut sebetulnya akrab sebelum konflik Poso pecah di awal tahun 2000-an yang berkembang menjadi kelompok teroris MIT pasca-perdamaian Poso.
Pada penyergapan Minggu petang, kelompok teroris MIT diketahui berpindah ke Pondok milik Gassing, seorang petani setempat. Sistem pengamanan terbuka dengan pos-pos Polisi dan TNI memang digelar di Poso. Demikian pula dengan sistem pengamanan tertutup melalui Satgas Intel. Satgas Intel yang berintikan Pusat Intelijen Angkatan Darat (Pusintelad) dan Kopassus inilah yang berperang menghabisi Barok "sang Jagal Poso" dua tahun silam dalam penyergapan di Simpang Angin tanggal 15 Mei 2017.
Tim Satgas TNI pun memburu sasaran di Pondok Gassing dan terjadi kontak tembak pada Minggu petang (3/3). Seorang teroris tewas ditembak dan seorang lagi ditangkap. Sisa dari kelompok tersebut melarikan diri. Sedangkan kelompok lain yang dipimpin Ali Kalora masih terus diburu.
Kondisi hutan rimba dan tempat yang terisolir tersebut memang tantangan bagi aparat. Keberadaan TNI yang terbiasa dengan perang rimba dan anti gerilya memang sangat dibutuhkan dalam hal ini. Semoga keberadaan Satgas TNI dalam Satgas Tinombala dapat menyelesaikan tugas dengan baik dalam menghabisi sisa kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur yang beririsan dengan kelompok teroris di Filipina Selatan, Malaysia, hingga Xinjiang.