Menopang Kawasan Ekonomi, Depati Amir Terus Dikembangkan
Oleh
NINA SUSILO/Heru Sri Kumoro
·2 menit baca
BANGKA TENGAH, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan pengembangan terminal Bandara Depati Amir, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (14/3/2019). Pengembangan akan dilanjutkan hingga bandara berstatus bandara internasional. Ini penting, salah satunya, guna menopang kawasan-kawasan ekonomi khusus di Bangka Belitung.
Sebelum melakukan peresmian, Presiden meninjau fasilitas yang ada di terminal baru tersebut bersama Nyonya Iriana. Selain itu, Presiden sempat berbincang dengan sejumlah calon penumpang pesawat yang berada di terminal.
Peresmian kemudian ditandai dengan penandatanganan prasasti tanpa ada acara seremonial yang bertele-tele.
Dalam kesempatan itu, Presiden sekaligus menandatangani prasasti peresmian Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Kelayang.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Bandara Depati Amir awalnya hanya memiliki terminal berkapasitas 800.000 penumpang per tahun. Namun, setelah dikembangkan, terminal kini memiliki kapasitas hampir dua kali lipat atau sekitar 1,5 juta penumpang per tahun.
Namun, dengan kondisi riil saat ini sudah mencapai sekitar 2 juta penumpang, Presiden mengatakan, pengembangan terminal perlu dilanjutkan. Saat ini, pembangunan sedang berjalan untuk pengembangan itu, sehingga saat pengembangan tuntas, terminal bisa mengakomodasi hingga 3 juta penumpang per tahun.
”Kita harapkan 2020 selesai, tetapi saya sudah perintahkan juga untuk membangun yang sayap kiri,” kata Presiden.
Pengembangan lanjutan dari terminal sayap kiri disiapkan untuk menampung tambahan 5 juta penumpang lainnya. Jika pengembangan ini sudah tuntas, bandara bisa ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional.
Pengembangan bandara hingga berlevel internasional tersebut dinilai penting, salah satunya, untuk menopang keberadaan kawasan ekonomi khusus (KEK), seperti KEK Tanjung Gunung dan KEK Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung.
Apalagi, selain KEK yang sudah ada, pemerintah kini sedang menyiapkan pembangunan KEK lain untuk menggerakkan ekonomi wilayah yang dulu menjadi penghasil lada dan timah terkemuka ini.
”Tadi Pak Gubernur menyampaikan, setelah ada Tanjung Kelayang, PAD (pendapatan asli daerah) bertambah, naik 300 persen. Ini dampak pariwisata yang kelihatan sekali,” ujar Presiden.
Sejauh ini, di KEK Tanjung Kelayang akan masuk investor-investor seperti Sheraton, Sofitel, dan M-Gallery. Di Tanjung Kelayang ini diharapkan masuk investasi dengan nilai sekitar Rp 9 triliun.