JAKARTA, KOMPAS — Kualitas desain furnitur Indonesia diakui semakin baik. Namun, untuk meningkatkan ekspor furnitur masih ada beberapa hambata,n baik regulasi maupun ketersediaan bahan baku.
Presiden Joko Widodo meninjau Indonesia International Furniture Expo di Jakarta, Rabu (13/3/2019). Dalam pameran yang digelar pada 11-14 Maret dan diikuti 500 pengusaha ini, Presiden mengamati produk-produk furnitur kualitas ekspor bersama Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Soenoto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Dalam acara ini, Soenoto menyampaikan dua masalah utama para pengusaha furnitur. Pertama, regulasi yang sangat banyak. Salah satunya adalah sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) yang diterapkan baik di hulu maupun di hilir.
”Kami bukan tidak setuju ada SLVK, tetapi kalau bisa cukup di hulu saja, karena di hilir adalah user, tak perlu verifikasi ulang. Ini sangat menghambat,” ujar Soenoto.
Hambatan kedua adalah ketersediaan bahan baku, terutama rotan. Kendati Indonesia penghasil 85 persen rotan di dunia, pengusaha furnitur saat ini kesulitan mendapatkan bahan baku akibat banyak rotan mentah diselundupkan. ”Saya harap pemerintah lebih concern membendung penyelundupan rotan ke luar,” lanjutnya.
Presiden Joko Widodo mengatakan akan mengajak para pengusaha berdiskusi lebih lanjut untuk mengetahui masalah dan mendapatkan solusi konkret. ”Sebagai produsen rotan terbesar di dunia, seharusnya tidak ada kejadian seperti ini (kekurangan bahan baku),” kata Presiden.
Keluhan ruwetnya regulasi juga segera ditanggapi. Pemerintah hanya akan memberlakukan SVLK di hulu, sedangkan di hilir tak ada lagi SVLK. Pemerintah menegaskan akan mendukung pengusaha furnitur dengan langkah-langkah konkret.
”Semakin sederhana, semakin cepat kita bisa bekerja,” ujar Presiden.
Sejauh ini, kualitas desain furnitur Indonesia diakui Presiden sangat meningkat. Namun, penelitian dan pengembangan harus terus dilakukan baik terkait desain, bahan baku, maupun kombinasi bahan yang mungkin diterapkan.
Presiden juga memperkirakan ekspor furnitur Indonesia masih bisa dinaikkan berkali-kali lipat sepanjang masalah-masalah dasar yang disebutkan sebelumnya diatasi. Apabila pertumbuhan industri furnitur Indonesia pada 2014 hanya 4 persen, diharapkan pertumbuhan ini bisa melompat menjadi dua digit. ”Kita harap industri mebel, kayu, rotan, besi, bambu ini bisa tumbuh dua digit karena tahun 2014 tumbuh hanya 4 persen,” katanya.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.