Tangkal Hoaks Kesehatan, Aplikasi Sehatpedia Jadi Solusi
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kabar palsu atau hoaks terkait kesehatan beredar luas di tengah masyarakat. Kurangnya literasi membuat masyarakat mudah percaya dan kembali menyebarkan informasi tersebut. Dampaknya, tidak hanya mendapat pemahaman yang keliru, nyawa seseorang juga bisa terancam.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Ditjen Yankes) Kementerian Kesehatan Agus Hadian Rahim saat dihubungi di Jakarta, Kamis (14/3/2019), mengatakan, kehadiran aplikasi Sehatpedia diharapkan bisa meredam hoaks sekaligus meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Aplikasi itu menjadi salah satu inovasi untuk mendekatkan masyarakat dengan informasi yang tepercaya.
”Saat ini, kebutuhan informasi masyarakat sangat tinggi, termasuk informasi kesehatan. Sementara kebiasaan masyarakat sekarang mencari informasi lewat media sosial dan internet. Padahal, belum tentu info tersebut benar,” katanya.
Hasil survei Masyarakat Telematika Indonesia tentang wabah hoaks nasional per Februari 2017 menyebutkan, porsi hoaks isu kesehatan mencapai 41,2 persen.
Hasil survei Masyarakat Telematika Indonesia tentang wabah hoaks nasional per Februari 2017 menyebutkan, porsi hoaks isu kesehatan mencapai 41,2 persen.
Untuk itulah, pemerintah hadir dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bentuk pelayanan dan informasi kesehatan. Aplikasi Sehatpedia tidak hanya memberikan informasi kesehatan yang akurat, tetapi juga memudahkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
Setidaknya ada lima fitur pada aplikasi ini, yakni konsultasi interaktif, artikel kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, tautan pendaftaran rawat jalan, serta kebijakan elektronik. Untuk konsultasi interaktif, 582 dokter dari 32 rumah sakit di seluruh Indonesia disiapkan untuk melayani pertanyaan dari masyarakat.
Dokter akan menyarankan jenis perawatan yang tepat dilakukan dari keluhan yang disampaikan. Dokter pun bisa memberikan rujukan agar masyarakat mendapatkan perawatan lebih lanjut dengan mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Untuk artikel kesehatan, sumber informasi berasal dari dokter di rumah sakit pendidikan milik Kementerian Kesehatan. Artinya, lebih dari 200 artikel yang ada bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Bahasa yang digunakan pun dibuat sederhana agar mudah dipahami masyarakat.
Kepala Subbagian Advokasi Hukum dan Humas Ditjen Yankes Kementerian Kesehatan yang juga sebagai koordinator Sehatpedia, Rico Mardiansyah, menambahkan, aplikasi Sehatpedia memudahkan masyarakat mengakses informasi tentang kesehatan melalui artikel kesehatan dan konsultasi dengan dokter secara gratis. Aplikasi itu juga menyediakan akses regulasi-regulasi bidang kesehatan.
”Sehatpedia juga melibatkan masyarakat melalui komunitas kesehatan untuk berkontribusi meningkatkan pengetahuan di bidang kesehatan. Dengan begitu, kesadaran akan hidup sehat yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat dapat terwujud,” ujarnya.