Babel Andalkan Pariwisata
Pengembangan Bandara Depati Amir dan pembangunan sejumlah kawasan ekonomi khusus di Bangka Belitung diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah itu.
BANGKA TENGAH, KOMPAS Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung akan semakin ditopang sektor pariwisata. Untuk itu, infrastruktur dan semua pendukung sektor ini terus dipersiapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Peralihan tumpuan ekonomi ini disiapkan melalui perluasan terminal Bandara Depati Amir, pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK), serta situs dan aturan pendukungnya. Presiden Joko Widodo pun meresmikan terminal Bandara Depati Amir di Bangka Tengah dan KEK Tanjung Kelayang dalam kunjungan kerja seharinya di Babel, Kamis (14/3/2019).
Perluasan terminal Bandara Depati Amir, menurut Presiden, perlu dilakukan untuk mengakomodasi pertumbuhan penumpang yang tinggi. Selain itu, bandara ini juga disiapkan untuk menampung wisatawan yang berdatangan setelah KEK di Babel rampung.
Sebelum peresmian, Presiden Jokowi yang baru tiba di Babel langsung meninjau fasilitas-fasilitas di terminal baru itu bersama Nyonya Iriana. Presiden juga berbincang dengan sejumlah penumpang di terminal.
Bandara Depati Amir awalnya hanya memiliki terminal berkapasitas 800.000 penumpang per tahun. Dengan pembangunan di sayap kiri terminal, kapasitasnya bertambah menjadi 1,5 juta penumpang per tahun.
Terminal baru ini sejatinya rampung awal tahun 2017 dan telah digunakan. Pada 2018 tercatat ada 2 juta penumpang per tahun. Oleh karena itu, sayap kanan terminal dibangun untuk mengakomodasi kapasitas 3 juta penumpang.
”Kami harapkan tahun 2020 selesai. Saya perintahkan juga untuk membangun sayap kiri,” kata Presiden saat peresmian yang dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Perhubungan Budi Karya, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Pengembangan lanjutan dari terminal sayap kiri disiapkan untuk menampung tambahan 5 juta penumpang lainnya. Kapasitas ini, menurut Budi Karya, akan rampung dalam lima tahun ke depan.
Pengembangan Bandara Depati Amir dinilai penting seiring dengan pembangunan sejumlah KEK, yakni KEK Tanjung Kelayang, KEK Tanjung Gunung, dan KEK Pantai Timur Sungailiat. Kawasan ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi wilayah yang dahulu juga terkenal sebagai penghasil lada dan timah.
”Tadi Pak Gubernur menyampaikan, setelah ada Tanjung Kelayang, PAD (pendapatan asli daerah) bertambah, naik 300 persen. Ini dampak pariwisata yang kelihatan sekali,” kata Presiden.
Bandara Depati Amir, menurut Presiden, juga bisa menjadi bandara internasional. Untuk itu disiapkan terminal yang kapasitasnya memadai. Setelah pengembangan lanjutan terminal sayap kiri yang berkapasitas 5 juta penumpang per tahun rampung, peningkatan status bandara bisa dilakukan.
Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan menyatakan, investasi akan semakin cepat masuk ke KEK Tanjung Kelayang setelah pengaturan petunjuk teknis terkait insentif pajak, seperti bea masuk dan pajak pertambahan nilai, dibuat. Sementara itu, dua KEK lainnya juga disiapkan, yakni KEK Tanjung Gunung dan KEK Sungailiat.
Di KEK Tanjung Kelayang sejumlah investor yang menyatakan akan masuk ke sana meliputi Sheraton, Sofitel, dan M-Gallery. Investasi yang diharapkan masuk di KEK ini sekitar Rp 9 triliun.
Dalam kunjungan kerjanya, Presiden juga membagikan sertifikat hak atas tanah kepada 2.500 warga Pangkal Pinang, Kabupaten Bangka, dan Bangka Tengah. Presiden juga menyerahkan kartu Program Keluarga Harapan dan meninjau Pasar Pagi Pangkal Pinang.
Dalam penilaian Presiden, pasar tersebut cukup baik, tetapi perlu ada perbaikan drainase. Secara keseluruhan, pasar ini juga perlu direnovasi.
Pasar dinilai sebagai salah satu faktor yang memperkuat sektor pariwisata. Menurut Presiden, Babel tidak bisa terus mengandalkan sektor pertambangan karena suatu saat pasti habis. (KUM/INA)