Indonesia Berkomitmen Kuat Mendukung Perdamaian Afghanistan
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mendukung penuh proses perdamaian di Afghanistan melalui tiga strategi utama, yaitu pembangunan rasa saling percaya di antara pihak berkonflik, pembangunan sumber daya manusia dan pemerintah, serta memperjuangkan perdamaian di Afghanistan di forum internasional.
”Pemerintah dan rakyat Indonesia sangat ingin melihat saudara di Afghanistan hidup damai dan bebas konflik. Untuk itu, saya tegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung terwujudnya perdamaian di Afghanistan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai pertemuan dengan mitranya, Menteri Luar Negeri Afghanistan Salahuddin Rabbani, di Gedung Kementerian Luar Negeri, di Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Untuk mewujudkan hal itu, salah satu poin utama yang dilakukan Indonesia adalah menggelar dialog damai di antara pihak terkait. Hal itu demi memfasilitasi pembangunan rasa saling percaya antar-pihak terkait.
Pada 2018, misalnya, Indonesia menjadi tuan rumah untuk konferensi yang dihadiri 60 ulama dari Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia di Istana Bogor, Jawa Barat. Pertemuan trilateral pertama itu menghasilkan deklarasi yang mendukung perdamaian di Afghanistan.
Poin kedua yang dilakukan Indonesia untuk mendukung Afghanistan adalah membantu memberdayakan pemerintah dan masyarakatnya. Pada 2019, Indonesia menawarkan 100 beasiswa di bidang minyak, gas, dan pertambangan kepada mahasiswa Afghanistan.
Selain itu, Indonesia juga menyatakan kesiapannya untuk berbagi pengalaman dalam penyelenggaraan pemilu. Indonesia dan Afghanistan menggelar pemilu pada tahun ini. Pemberdayaan perempuan di Afghanistan juga merupakan salah satu isu penting yang diperjuangkan Indonesia untuk perdamaian di Afghanistan.
Untuk poin ketiga, di forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia mendorong peran dunia internasional dalam mendukung perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.
Saat ini, Indonesia dan Jerman sedang merumuskan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang perpanjangan mandat misi PBB untuk bantuan di Afghanistan atau UNAMA.
”Di antara negara dengan mayoritas penduduk Islam, Indonesia merupakan negara yang menyatakan dukungan penuhnya terhadap proses perdamaian di Afghanistan. Kami sangat berterima kasih atas dukungannya,” kata Salahuddin.
Baginya, dialog damai penting dalam mendorong proses perdamaian di Afghanistan. Deklarasi yang dihasilkan menjadi desakan bersama kepada kelompok bersenjata Taliban untuk berhenti menyerang rakyat Afghanistan dan menerima tawaran dari Pemerintah Afghanistan untuk berdamai.
Ia juga menyambut baik tawaran beasiswa dari Indonesia di bidang pertambangan dan mengundang investor untuk berinvestasi di sektor strategis demi memperoleh penghasilan yang berkelanjutan serta kemandirian ekonomi.
Di sisi lain, Amerika Serikat dan Taliban baru mengakhiri diskusi mereka di Doha, Qatar, Selasa (12/3/2019). Diskusi itu berlangsung selama lebih dari dua minggu.
Laporan dari The New York Times menyatakan, diskusi itu telah menghasilkan sejumlah kemajuan, tetapi belum menemukan sebuah terobosan yang dapat menyelesaikan perang di Afghanistan yang berlangsung sejak 2001.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak paling banyak mendiskusikan mengenai penarikan pasukan tentara AS dari Afghanistan serta memberhentikan serangan di wilayah Afghanistan.
”Kemajuan telah dicapai terkait kedua masalah ini. Untuk saat ini, kedua pihak akan membahas kemajuan yang dicapai dan membagikannya dengan kepemimpinan masing-masing,” kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
AS dan Taliban berencana bertemu lagi akhir bulan ini untuk mencapai kesepakatan.