logo Kompas.id
UtamaKabar Kabur Blok Masela
Iklan

Kabar Kabur Blok Masela

Oleh
ARIS PRASETYO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/P7652ws6MYo8VJkfmsm-DgFbZh0=/1024x600/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F20140722SETI.jpg
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Anjungan Central Plant Pertamina Hulu Energy Offshore North West Java (PHE ONWJ) di lepas pantai Karawang-Indramayu di Laut Jawa, Selasa (22/7). Anjungan ini, selain mampu memproduksi 40.300 barel minyak per hari (BOPD), juga memasok gas bumi sebesar 120 MMSCFD untuk pembangkit listrik milik PLN di Muara Karang dan Tanjung Priok. Produksi minyak anjungan ini telah melebihi target produksi tahun 2014 yang dipatok sebesar 39.400 BOPD.

Bulan ini, tepat tiga tahun keputusan Presiden Joko Widodo terhadap pengelolaan Blok Masela di Maluku. Pada Rabu, 23 Maret 2016, di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Presiden mengumumkan keputusan pengelolaan gas Blok Masela di darat. Sebelumnya, dalam kajian yang panjang dan berlarut-larut, pengelolaan gas Blok Masela direkomendasikan di laut lepas.

Pengelolaan gas Blok Masela penuh liku dan kontroversi. Ditemukan oleh Inpex (memegang 65 persen saham) dan Shell (35 persen saham), Blok Masela yang dikenal dengan proyek Lapangan Abadi itu punya cadangan gas 10,7 triliun kaki kubik. Kontrak ditandatangani pada 1998 dan berlaku hingga 2028. Namun, bisa dibilang, belum ada perkembangan berarti dari pengembangan blok kaya gas tersebut.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000