Api Persaingan Abadi
Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo adalah hadiah dari Tuhan bagi para penikmat sepak bola. Persaingan keduanya menghadirkan kisah epik yang menjadi buah bibir di sepanjang masa.
BARCELONA, RABU – Lionel Messi berada di FC Barcelona, sedangkan Cristiano Ronaldo di Juventus. Meski terpaut jarak lebih dari 800 kilometer dari Barcelona, Spanyol, ke Turin, Italia, dan terpisah liga, api persaingan keduanya untuk menjadi pesepak bola terbaik terus membara. Perdebatan itu berlanjut setelah pertunjukan ajaib mereka di Liga Champions.
“La Pulga”, julukan Messi, menjadi malaikat pencabut nyawa Lyon, pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Kamis (14/3/2019) dini hari WIB. Di Stadion Camp Nou, dia menciptakan 2 gol dan 2 asis untuk mengantarkan Barcelona lolos ke perempat final setelah menang 5-1 atas Lyon.
Messi tidak membiarkan perhatian publik sepak bola tersengat ke arah Ronaldo. Tepat sehari sebelumnya, Messi baru saja melemparkan pujian ke rivalnya. "Cristiano dan Juventus membuat saya terkesan. Cristiano menciptakan malam magis dengan tiga gol ke gawang Atletico Madrid," katanya.
Pada Rabu dini hari, Ronaldo menjadi pembicaraan paling hangat di jagad sepak bola setelah mencetak hattrick ke gawang Atletico. Aksinya itu meloloskan Juventus ke perempat final dengan agregat 3-2, setelah tertinggal 0-2 pada leg pertama.
Perdebatan greatest of all time atau GOAT pun berlanjut. Peraih masing-masing lima gelar Balloon d\'Or atau pemain terbaik di dunia itu menjadikan Liga Champions panggung persaingan baru. Rivalitas mereka selama dekade terakhir sempat surut pada awal musim ketika Ronaldo memutuskan pindah dari Real Madrid ke Juventus.
Salah satu pelatih terbaik di dunia, Fabio Capello, mengatakan Messi adalah pesepak bola jenius, tidak halnya dengan Ronaldo. "Hanya ada tiga pesepak bola jenius, Pele, Maradona, dan Messi. Dia menciptakan sesuatu yang orang lain tidak pikirkan. Ronaldo luar biasa, dia lahir sebagai juara, tetapi bukan seorang jenius," kata Capello setelah menyaksikan aksi kedua pemain di Liga Champions.
Saat melawan Lyon, Messi berperan menjadi kreator dan pencetak gol tergantung kebutuhan tim. Dia menciptakan tujuh tendangan, dua di antaranya menjadi gol. Satu dari penalti dan satu lagi dari aksi dribel individu.
Pada saat bersamaan, pria Argentina itu menjadi otak serangan lewat tiga umpan kunci, dua di antaranya menjadi gol lewat Gerrard Pique dan Ousmane Dembele. Dia menjadi magnet pertahanan Lyon.
"Ketika dia (Messi) tidak mencetak gol, dia menghasilkan asis. Ketika dia tidak membuat asis, dia mengontrol permainan. Kami bermain baik tetapi pemain terbaik sepanjang sejarah membuat hal mustahil,” ucap gelandang Lyon Nabil Fekir.
Mental Juara
Di sisi lain, mentalitas juara Ronaldo begitu menakjubkan. Sebelum laga, dia sudah menjajikan akan mencetak hattrick saat konferensi pers. Dengan keyakinan tinggi sebelum laga, dia seperti berjuang sendirian mencetak tiga gol ke gawang Atletico yang terkenal dengan pertahanan rapatnya.
Selain satu gol penalti, Ronaldo menghasilkan dua gol sundulan spektakuler. Pada gol sundulan pertama, dia tertinggal dua langkah dari bek sayap Atletico, Juanfran, saat umpan silang dilepaskan Fernando Bernadeschi. Akan tetapi, dia berlari mengejar dan melompat mendahului Juanfran.
Pada gol sundulan kedua, Ronaldo setinggi 1,87 meter, memenangi duel udara saat diapit duet bek Uruguay, Diego Godin (1,87 meter) dan Jose Gimenez (1,85 meter). Dengan awalan yang sama, lompatannya lebih tinggi 20 sentimeter dari kedua pemain itu.
Pada usia 34 tahun, Ronaldo mampu menjaga fisiknya untuk melompat tinggi. Dia masih bisa melompat setinggi 78 cm seperti saat pengukuran lompatan di Universitas Chichester, Inggris, pada 2011. Lompatan vertikal Ronaldo lebih tinggi daripada milik legenda basket LA Lakers Magic Johnson (76,2 cm)
"Ronaldo adalah pemain terbaik di dunia. Dia selalu bisa memberikan penampilan terbaik pada laga menentukan. Salah satunya dilakukan malam ini," kata pelatih Atletico Diego Simeone.
Messi dan Ronaldo kini bersaing dalam statistik individu di Liga Champions. Messi menjadi top skor sementara bersama Robert Lewandowski dengan delapan gol. Sementara itu, Ronaldo dengan empat gol.
Keduanya menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Liga Champions. Ronaldo memimpin dengan 125 gol dalam 14.118 menit atau 0,8 gol/laga, sedangkan Messi dengan 108 gol dalam 10.778 menit atau 0,9 gol/laga. Mereka meninggalkan jauh peringkat ketiga, Raul Gonzales, legenda Real Madrid, yang mencetak 71 gol.
Tim mereka, Barcelona dan Juventus masih akan bertarung di babak selanjutnya. Keduanya berpeluang menambah total tujuh gelar Liga Champions yang pernah didapatkan. Ronaldo sudah meraih lima trofi, sementara Messi dengan dua trofi.
Meski persaingan menjadi yang terbaik begitu ketat, rivalitas itu seperti kebutuhan dasar bagi keduanya. "Mungkinkah mereka saling menginspirasi? Mungkin secara tidak sadar mereka saling mendorong satu sama lain. Dorongan itu datang dari dalam. Kedua pemain sama-sama memiliki rasa lapar untuk menjadi yang terbaik," ucap mantan pelatih Liverpool, Brendan Rodgers. (REUTERS)