MEDAN, KOMPAS - Ribuan peserta zikir akbar yang dihadiri calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo memilih pulang sebelum Joko Widodo hadir di Gedung Serba Guna Pemprov Sumut, di Medan, Kamis, (13/3/2019) petang. Gedung serba guna berkapasitas 20.000 orang yang sebelumnya pada pukul 16.00 terlihat hampir penuh akhirnya terlihat kosong terutama di tribun saat Joko Widodo tiba di lokasi sekitar pukul 18.15.
Namun demikian masih ada ribuan peserta zikir yang bertahan terutama yang duduk di karpet yang digelar di depan panggung dan sedikit di tribun lantai dua. Adapun tribun lantai 3 kosong sama sekali. Sebelumnya lantunan salawat yang dipimpin musisi Islam Haddad Alwi membuat hadirin bertahan. Setelah salawat usai, hadirin terutama yang duduk di tribun berangsur-angsur menghilang.
Dewi, warga Jalan Bakti, Medan, salah satu peserta zikir mengatakan para peserta sudah hadir sejak siang. Ada yang datang jam 13, bahkan ada yang datang jam 11. "Jadi mereka sudah kecapekan dan lapar. Gak tahu itu kenapa datangnya cepat. Namanya politik, kita enggak tahu," kata Dewi.
Ia sendiri baru tiba pukul 16.00 setelah memantau perkembangan acara dari radio. "Rumah saya tidak jauh jadi enak," kata dia. Ia tetap berada di lokasi karena penggemar berat Joko Widodo sejak Joko Widodo masih Wali Kota Solo. "Karena dia memerhatikan orang kecil. Benar-benar memerhatikan bukan hanya bergaya," kata Dewi.
Sejumlah ibu yang memilih pulang mengatakan sudah ditunggu rombongannya di luar. "Teman-teman saya sudah di luar," kata seorang ibu, sebut saja Surti, warga Jalan Sunggal, Medan.
Perempuan berhijab itu hadir karena mendapat kupon untuk ditukar sarung. "Tapi tadi ambilnya desak-desakan sampai panitia kewalahan," kata dia. Akhirnya panitia membiarkan peserta berebut sarung. "Saya dapat tiga ini," kata dia sambil menunjukkan tiga lipatan sarung aneka warna di kantung plastik putih yang ia bawa. Dia datang ke gedung olahraga bersama kelompok wirid di kampungnya di Medan Sunggal. Setelah mendapat sarung lalu ia memilih pulang.
Saling sapa
Saat berbicara di depan publik, Joko Widodo meminta maaf hadir terlambat. Sejak pagi ia sudah berkeliling desa-desa di Tapanuli, lalu sore baru terbang ke Medan.
Dalam pidatonya, ia kembali mengingatkan warga tentang kebesaran Indonesia yang saat ini memiliki 269 juta penduduk tersebar di 34 kabupaten dengan keanekaragaman budayanya. Keanekaragaman itu sudah ada sejak dulu, jangan sampai karena politik terpecah belah.
"Jangan sampai karena pemilihan bupati, gubernur, presiden, kita tidak saling sapa sesama tetangga. Saat ini banyak yang seperti itu," kata Joko Widodo. Bahkan satu takmir bisa tidak menyapa gara-gara beda pilihan.
Joko Widodo mengingatkan warga untuk memperkuat selain ukhuwah Islamiah (persaudaraan umat Islam) juga ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebagai bangsa). "Saya sedih mendengar hanya gara-gara pilgub, pilkada, pilpres tidak saling menyapa karena beda politik," kata dia. Padahal pemilu selalu terjadi tiap lima tahun sekali.
Ia juga meminta pendukungnya untuk tidak diam saat mengetahui adanya kabar bohong. Banyak berita hoax yang menerpa dirinya. Ia mencontohkan kalau dirinya menjadi presiden lagi, pendidikan agama akan dihapus, akan memperbolehkan perzinahan, memperbolehkan perkawinan sesama jenis, dan melarang adzan.
"Indonesia ini adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Tidak ada presiden yang berani melakukan hal itu. Logika dan nalarnya tidak masuk," kata dia.
Ia juga meminta warga berbondong-bondong datang memilih pada 17 April nanti, jangan memilih golput, karena pilihan warga menentukan Indonesia lima tahun ke depan. "Ajak dan bisiki. Bisiki apa? Tahu ya? " kata Joko Widodo. Massa pun menjawab, " Tahuu".
Joko Widodo juga menjanjikan penerbitan tiga kartu baru tahun depan untuk mensejahterakan rakyat. Tiga kartu itu adalah Kartu Indonesian Pintar atau KIP Kuliah, untuk siswa yang meneruskan pendidikan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, kartu pra kerja bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan untuk mendapatkan keahlian kerja, dan kartu sembako murah bagi para ibu untuk mendapatkan potongan pembelian sembako.
"Bukan tahun ini ya, tahun depan," tegas dia. Pengumumam adanya kartu itu disambut meriah hadirin.
Sebelum Joko Widodo berbicara, disampaikan tausiah yang dibawakan TGKH Muh Zaeanul Madji. Madji mengatakan semua yang ada di dalam diri Rasulullah Muhammad SAW menunjukkan aklak baik sebagai utusan Allah. Setiap tindakannya selalu mendatangkan hidayah. Bahkan sebelum menjadi rasul, Ia hadir membawa peran konstruktif.
Oleh karena itu, semua yang ada dalam Islam itu memberikan kedamaian. Jauh dari fitnah dan hoaxs.
Demikian pula pasangan Joko Widodo-Ma\'ruf Amin. Akhir-akhir ini Pak Joko Widodo banyak diterpa fitnah. Oleh karena itu ia meminta hadirin untuk bersama menyuarakan kebenaran. Ia juga meminta hadirin memenangkan pasangan capres 01 dengan bersama mengabarkan kebenaran.
Di akhir tauziahnya, Majid mengajak seluruh hadirin mengucapkan Al-Fatihah untuk korban terorisme di Selandia Baru.