JAKARTA, KOMPAS — Tokoh utama pendiri Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Tanri Abeng, ingin kisahnya dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia, terutama kaum milenial. Keinginan itu tersampaikan dalam acara peluncuran buku biografi berjudul Pelajaran bagi Bangsa di Hotel Fairmount, Jakarta, Jumat (15/3/2019).
”Buku ini bagus dibaca oleh berbagai kalangan karena kisah ini dari saya masih sekolah. Terutama juga bagi kaum milenial agar ia mantap menentukan langkah dan tahu bagaimana ia semakin profesional dalam kariernya nanti,” ujar Tanri.
Buku setebal 473 halaman ini tentang sepak terjang Tanri dari masa-masa pembentukan awal karakternya. Fachry Ali, penulis buku tersebut, menyebut, Tanri memulai perantauannya untuk sekolah sejak duduk di bangku kelas lima sekolah rakyat, setara sekolah dasar. Ia berangkat dari kampungnya di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Kota Makassar, Sulsel. Masa yang belum dewasa ini digambarkan Ali sebagai awal pembebasan diri.
Lalu, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang-jenjang selanjutnya, digambarkan penulis, sebagai masa pembentukan diri. Tanri telah menunjukkan prestasinya sejak masa sekolah. Saat duduk di Sekolah Ekonomi Atas, Tanri mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat. Pembentukan karakter Tanri diwarnai keaktifannya di berbagai kegiatan di luar pelajaran wajib.
”Tanri bekerja dalam kesunyian, tanpa dukungan politik, tetapi Tanri mampu membangun Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang merupakan kekayaan produktif negara. Saat krisis, Kementerian BUMN mulai muncul sehingga menemukan kepercayaan investor untuk Indonesia,” kata Fachri.
Fase karier Tanri digambarkan terurut di buku ini. Prestasi dan pencapaiannya di beberapa perusahaan dalam dan luar negeri sampai-sampai membuatnya mendapat julukan ”Manager 1 Miliar”.
Di bagian akhir buku, Tanri memberikan pesan dan pelajaran bagi bangsa sesuai dengan pengalamannya. Termasuk rasa penyesalannya saat gagal mewujudkan kerja sama strategis antara Ispat Internasional dan perusahaan produsen baja nasional Krakatau Steel.
Dalam peluncuran buku itu, sejumlah tokoh hadir, di antaranya Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla. Hadir pula Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva.
”Pak Tanri memelopori profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan, baik itu BUMN maupun swasta,” kata Kalla saat memberikan sambutan pada acara peluncuran buku yang masuk dalam kategori penjualan terbaik nasional.
Pendiri kelompok usaha Kompas Gramedia, Jacob Oetama (87), juga ikut memberikan komentarnya. Namun, Jacob tidak bisa hadir dan mengirimkan komentar tertulis yang kemudian dibacakan oleh seseorang dari pihak panitia peluncuran buku. (SITA NURAZMI MAKHRUFAH)