Buah Kesabaran
Pada era digital dan media sosial kini, konten ibarat raja. Siapa saja dapat membuat dan mengunggahnya. Mulai dari sekadar komentar pendek, curahan hati, swafoto, opini, karya, hingga fitnah dan prasangka. Namun, kerja keras dan kesabaran sejatinya tetap menjadi kunci eksis di media sosial.
Begitu pesan Gary Vaynerchuk (43), seorang ”guru” pemengaruh (influencer) medsos terkenal. Awal Maret lalu, Gary Vaynerchuk, akrab disapa Gary Vee, terbang ke Jakarta untuk menjadi pembicara utama dalam seminar motivasi, yang digelar Gerakan Forward. Gerakan ini digagas untuk percepatan proses pembangunan di Indonesia.
”Entah apa yang dirasakan Beyonce begitu dia sadar kalau dirinya jago menyanyi. Atau ketika seorang legenda sepak bola, Pele, mengetahui dirinya ahli olahraga dan memutuskan berkarier serius. Saya pikir semua itu berlangsung secara natural, begitu juga seperti yang saya alami,” ujar Gary, Jumat (8/3/2019).
Gary sadar ia tak terlalu pintar di sekolah. Namun dia punya kemauan keras dan keyakinan kuat bahwa satu waktu nanti akan sukses menjadi seorang pengusaha. Ia sekarang menyandang banyak prestasi dan atribusi yang serba ”wah”.
Dia dikenal sebagai seorang motivator, ”guru”, hingga pemengaruh (influencer) terkenal di dunia media sosial. Di akun Instagram resminya saja, Gary Vay-Ner-Chuk, Gary punya pengikut lebih dari 5,4 juta akun. Kanal Youtube resmi, GaryVee, juga diikuti lebih dari 1,9 juta pendaftar (subscribers). Akun Facebook Gary, Gary Vaynerchuk, juga memiliki pengikut lebih dari 3,2 juta akun lain. Di Twitter jumlah pengikutnya mencapai sekitar 1,8 juta akun.
Gary rajin berinteraksi dan menjawab beragam pertanyaan para pengikutnya. Di platform Youtube dia punya kanal khusus, #AskGaryVee.
Dalam kesehariannya, Gary juga dikenal sebagai pendiri sekaligus pemimpin umum (CEO) sebuah perusahaan agensi iklan besar, Vayner Media. Perusahaan ini bergerak terutama dalam platform digital dengan total pekerja 800 orang. Klien-kliennya perusahaan besar, seperti PepsiCo, Johnson and Johnson, dan GE.
Gary menulis sedikitnya empat buku best sellers versi The New York Times. Dia juga dikenal sebagai pemodal penolong (angel investor). Pemodal sejenis ini kerap kali adalah individu yang memodali bisnis perusahaan rintisan, biasanya dengan imbalan obligasi konversi atau kepemilikan saham.
Sebagai motivator dan pembicara, gaya Gary sangat lugas dan langsung ke pokok persoalan. Dia tak bertele—dalam berbagi kisah sukses dan kiat- kiat kepada para pendengarnya. Kerap kali cara penyampaiannya yang tanpa tedeng aling- aling—kadang menggunakan bahasa kasar—juga menuai kontroversi dan kritik tajam.
Dia pertama kali diundang sebagai pembicara di sebuah seminar di AS pada usia 32 tahun. Saat itu dia sangat menikmatinya dan orang terus mengundangnya untuk berbicara hingga sekarang. Gary dikenal sebagai pribadi yang sportif dan tak segan berbagi, seperti terlihat dari kesediaannya menjawab setiap pertanyaan, bahkan dari akun-akun pengguna medsos pemula.
Dia juga tak khawatir atau ngambek kalau konten-konten yang diunggahnya tidak mendapat respons tinggi. Dia punya prinsip, ”Satu lebih baik daripada nol.”
Latar kehidupan
Gary lahir dari keluarga imigran asal Belarus. Mereka lari ke Amerika Serikat lantaran tak tahan dengan diskriminasi dan pengejaran yang dilakukan pemerintahan Belarus. Itu karena keluarganya keturunan Yahudi.
Saat masih kuliah, Gary pertama kali terpapar internet dan melihat peluang mahabesar dari dunia baru tersebut. Ia tertarik melihat video blog (vlog) main-main yang dibuat adiknya dan diunggah ke Youtube, seputar kehidupan sehari-hari mahasiswa di asrama.
Gary lalu membuat kanal pertunjukannya sendiri seputar minuman anggur, yang dinamai WineLibraryTV. Isinya penampilan Gary membahas dan mengomentari berbagai jenis minuman anggur, sekaligus berbagi tips dan trik tentang bagaimana mendapatkan dan membeli anggur berkualitas baik dengan harga murah.
Semua itu adalah bahasan- bahasan yang memang dikuasainya sejak lama.
”Waktu itu saya tidak terlalu banyak mikir saat membuat WineLibraryTV. Yang saya tahu kalau saya gunakan platform lain, seperti iklan di televisi (konvensional), saya memerlukan uang banyak. Namun, lewat Youtube, saya tak perlu keluar uang. Saat pertama melihat kanal Youtube adik, saya langsung berpikir itu bisa jadi sesuatu yang besar.”
Sebelum membuat WineLibraryTV, Gary juga membangun situs winelibrary.com. Dalam episode pertama vlog-nya, Gary menghabiskan waktu lebih dari 10 menit membahas beberapa jenis anggur merek tertentu. Format pengambilan dan pengeditan gambarnya pun masih terbilang sederhana.
”Namun, saya tidak perlu repot membuat riset karena apa yang saya sampaikan memang sesuatu yang saya kuasai luar dalam. Riset hanya dilakukan ketika seorang pembuat konten sekadar menguasai sesuatu secara teori tetapi tak mengalaminya langsung sehari-hari. Kalau tak percaya, coba saja suruh orang bercerita tentang kehidupannya. Dia pasti akan panjang lebar bercerita tanpa perlu riset,” ujar Gary tertawa.
Pengetahuannya tentang anggur itu dia dapat ketika saat remaja ia bekerja di toko anggur milik ayahnya. Sejak kecil, Gary memang pekerja keras. Ia belajar itu dari ayahnya. Setiba di AS, sang ayah bekerja keras di sebuah toko anggur hingga akhirnya mampu membeli toko tersebut.
Ketika berusia sekitar 7 tahun, Gary sudah sangat berbakat dan punya kemauan kuat untuk menjadi seorang pengusaha, terutama dengan memanfaatkan peluang yang ada dan kemudian menghasilkan uang.
Saat musim panas, Gary kecil sudah berinisiatif menjual minuman segar dari jeruk lemon buatannya sendiri. Dia bahkan merayu dan merekrut teman- temannya agar ikut bekerja membantu dirinya berjualan di beberapa titik di lingkungan tempat tinggal mereka.
Saat musim dingin, ketika anak-anak lain asyik bermain dan membuat boneka dari salju, Gary mengelola teman-temannya untuk bersama menawarkan jasa membersihkan pekarangan rumah tetangga-tetangga mereka di New Jersey, AS, dari tumpukan salju. Tentu saja tidak gratis.
”Tantangannya bukan di berapa banyak uang yang bisa kami dapatkan. Permainannya justru di seberapa pintar kami meyakinkan calon konsumen. Saat saya tawarkan dan dia menolak, saya akan tawarkan sekali lagi dan bertanya apakah dia yakin pekarangannya tak perlu dibersihkan. Akhirnya dia berubah pikiran,” kisah Gary bangga.
Generasi beruntung
Bagi Gary, generasi sekarang adalah generasi yang jauh lebih beruntung jika dibandingkan dengan generasi masa sebelumnya. Yang membedakan adalah keberadaan teknologi informasi, medsos, dan telepon genggam pintar.
Dengan telepon pintar, siapa pun dapat berpromosi. Baik promosi diri, produk barang dagangannya, maupun ide serta pemikirannya secara luas nyaris tanpa harus keluar biaya.
”Peluang seperti itu harus bisa dimanfaatkan. Caranya dengan serajin mungkin membuat konten-konten untuk diunggah ke berbagai platform medsos. Konten bisa menjadi sesuatu yang membuat Anda bahagia, termasuk membuat Anda ada atau hadir (di dunia maya). Jika Anda sampai tak bisa meraih sukses, padahal Anda punya alat seperti ini (ponsel pintar), Anda itu ngapain aja?” sindir Gary.
Indonesia, menurut Gary, menjadi ”surga” bagi masyarakatnya jika memang ingin mengeksplorasi kreativitas dalam membuat konten dan mengunggahnya. Selain ada banyak bahan bisa diolah dan digunakan, tingkat pengguna internet di negeri ini juga melimpah ruah dan dapat mendatangkan keuntungan, terutama secara finansial.
”Kunci utamanya, jangan terlalu memedulikan apa pendapat orang lain tentang konten yang Anda bikin. Jika selalu seperti itu, Anda akan cepat menyerah. Selain itu, bersabarlah. Hal itu yang juga kerap dialami para pembuat konten, tak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.”
Gary menambahkan, dengan bersabar dan fokus pada keahlian diri sendiri, seseorang akan mampu membuat konten yang akan selalu dijadikan acuan dan berguna bagi sebagian besar pengikutnya.
”Hal itu pastinya tidak mudah. Untuk itu, bersabarlah,” kata Gary.
Gary Vaynerchuk
Lahir: Babruysk, Uni Soviet, 14 November 1975
Istri: Lizzie Vaynerchuk
Profesi: Enterpreuneur, penulis, motivator, influencer media sosial, Chairman VaynerX, perusahaan holding bidang komunikasi dan media modern, CEO VaynerMedia
Penghargaan:
- NYT Best-Selling Author
- Fortune 40 di bawah usia 40 tahun
- Craine\'s 40 di bawah usia 40 tahun