Dikenal dengan Komentar Sudutkan Imigran Muslim, Politisi Sayap Kanan Australia Dilempari Telur
Oleh
Harry Bhaskara, dari Brisbane, Australia
·5 menit baca
BRISBANE, KOMPAS — Politisi sayap kanan Fraser Anning, yang dikenal sebagai anti-imigran, dilempari telur oleh seorang pemuda ketika senator itu berpidato di Melbourne, Australia, Sabtu (16/3/2019). Sebelumnya, pemuda itu mengamati Anning menyampaikan pidatonya sebelum merekam acara itu dengan telepon genggamnya. Ia kemudian mendekati Anning dan melempar telur ke belakang kepalanya.
Politisi yang kerap melempar komentar-komentar kontroversial itu berbalik dan melayangkan tinju dua kali kepada anak muda ini. Satu pukulan mengenai kepala si pemuda sebelum pendukung Anning melerai dan menyerahkan pemuda berusia 17 tahun itu kepada polisi.
Sekitar 60 orang hadir pada pertemuan politik tersebut dan sebanyak itu pula penentang Anning berada di area luar pendukungnya di kawasan industri Moorabbin di tenggara Melbourne.
Juru bicara kepolisian Victoria mengatakan, pemuda itu kemudian dibebaskan untuk diperiksa lagi pada hari lain. Sesudah kejadian itu, seseorang menggalang pengumpulan dana melalui dunia maya untuk membiayai ongkos pengadilan si pemuda dan untuk membeli ”telur lagi”.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, kubu Koalisi ataupun oposisi akan membuat mosi untuk menyensor pernyataan Anning pada Jumat (15/3/2019), yang menghubungkan serangan teror di Selandia Baru dengan imigrasi.
”Biasanya saya enggan berkomentar soal ini, tetapi saya mencela sekeras-kerasnya pernyataan Senator Anning yang mengaitkan serangan teroris ini dengan imigrasi, terutama dalam menyerang Islam,” tutur Morrison, Sabtu (16/3/2019), seperti dikutip ABC.
”Komentar-komentar seperti ini mengerikan, buruk, dan tak mempunyai tempat di Australia. Ia seharusnya—jujur saja—malu kepada dirinya sendiri,” ujar Morrison dalam pertemuan dengan pemimpin dan umat Islam di kawasan Lakemba di Sydney.
Pemimpin oposisi Bill Shorten mengatakan, komentar Anning ”menjijikkan”. ”Senator ini tidak mengikuti irama gendang yang sama dengan kita semua. Saya tak bisa membayangkan apa yang dilihat seorang politisi ataupun siapa saja di Australia yang menyalahkan korban yang dibunuh,” ujarnya, seperti dikutip ABC.
”Ini menjijikkan dan tak ada tempat di Parlemen Australia, dan saya berharap pemilih bisa menyelesaikan soal ini secara efektif. Ia harus ditaruh di daftar pemilih paling bontot,” kata Shorten.
Anning, yang sebelumnya anggota Partai One Nation dan kemudian pindah ke Partai Katter’s Australia, sekarang menjadi senator independen sesudah didepak oleh Partai Katter’s Australia karena pernyataannya yang rasis di parlemen, Oktober tahun lalu. Sebagai anggota independen yang tak berpartai, ia tak bisa ditendang dari parlemen. Mengeluarkan anggota parlemen adalah hak ketua sebuah partai jika anggota parlemen itu masuk sebagai anggota sebuah partai.
Berdoa
Pada Sabtu kemarin, Morrison turut berdoa bersama umat Muslim di Masjid Lakemba. Umat beragama lain juga turut berdoa bersama umat Islam di masjid ini sebagai ungkapan rasa solidaritas. Sesudahnya, Morrison menyampaikan ”dukacita dan simpati mendalam atas serangan teroris yang mengerikan di Selandia Baru”.
”Seperti dikatakan Perdana Menteri Selandia Baru kemarin, serangan terhadap satu orang adalah serangan terhadap kita semua,” ujar Morrison kepada wartawan, seperti dikutip SBS News. ”Karena itu, kami semua berdiri di sini untuk mendukung saudara-saudara Muslim kita yang menjadi target dalam serangan ini.”
Ketua Dewan Imam Sydney Bilal Rauf mengatakan, ”Sangat sulit mengerti kejadian di Selandia Baru. Kami sama dalam banyak hal, budaya, bahasa, masyarakat, dan kenyataan bahwa seorang pelakunya orang Australia bisa saja terjadi di sini.”
Pemimpin oposisi Bill Shorten yang menemui pimpinan Dewan Islam Victoria di Melbourne pada Sabtu (16/3/2019) mengatakan, ”Biar jelas. Tidak semua umbaran kebencian ekstremis sayap kanan berakhir dengan kekerasan. Namun, semua tindak kekerasan sayap kanan dimulai dengan umbaran kebencian,” katanya, seperti dikutip ABC.
Menteri Luar Negeri Bayangan Penny Wong mengatakan, ”Untuk rakyat Selandia Baru, kami menganggap kalian sebagai keluarga, dan hari ini keluarga kalian di Australia berduka bersama kalian.”
Wakil Rektor Paul Spoonley dari Universitas Massey, Selandia Baru, menulis di laman The Conversation bahwa walaupun sebagian besar rakyat Selandia Baru menerima pluralisme, unsur ekstrim kanan sudah lama ada di Selandia Baru. Dalam penelitiannya tahun 1980-an, ia menemukan bahwa bagian terbesar dari sekitar 70 kelompok yang bisa dikategorikan ekstrim kanan berada di Christchurch.
Warga Australia, Brenton Tarrant (28), yang mendapat dakwaan sementara membunuh satu orang dalam sidang pengadilan di Christchurch, Sabtu (16/3/2019), tampaknya akan menjadi terdakwa tunggal dalam serangan teroris ini.
Polisi sebelumnya menahan empat orang, termasuk Tarrant. Seorang tersangka sudah dibebaskan karena ternyata ia sedang menjemput anaknya dari sekolah, tetapi membawa senjata. Sepasang suami-istri masih diperiksa. Tarrant dijadwalkan untuk kembali ke pengadilan pada 5 April dengan dakwaan yang pasti bertambah.
Sementara itu, gambar daun berwarna perak (silver fern) atau ”ponga” dalam bahasa Maori, yang dipakai sebagai lambang oleh tim olahraga Selandia Baru, diproyeksikan di Gedung Opera Sydney, Sabtu malam.
Warga Australia secara spontan membuat tanda peringatan dan belasungkawa di masjid-masjid Australia dengan meletakkan karangan bunga dan meninggalkan pesan tertulis, termasuk di Brisbane dan Gold Coast. Seorang pensiunan di suburban Holland Park menyumbangkan uang untuk para korban serangan di Christchurch.
Seorang warga di Melbourne menawarkan diri melalui pesan media sosial untuk mengawal umat Islam yang takut pergi ke masjid. Ilustrator membuat gambar yang mencerminkan kasih sayang kepada warga Selandia Baru. Adapun Rebel Chellenger dari Brisbane dan Kassi Isaac dari Sunshine Coast menggambarkan seekor koala menghibur seekor burung kiwi yang sedang bersedih sebagai simbol kedekatan Australia dan Selandia Baru.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.