JAKARTA, KOMPAS — Saat segmen kedua debat ketiga Pemilu Presiden 2019 yang mengangkat tema kesehatan, calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin, menyatakan akan menghadirkan pusat pelayanan kesehatan yang terjangkau dengan layanan yang optimal. Adapun cawapres nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, berjanji meningkatkan layanan kesehatan dengan membenahi akar permasalahan pembiayaan kesehatan.
Paparan ini disampaikan dalam debat yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, pada Minggu (17/3/2019). Secara keseluruhan, debat putaran ketiga mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan budaya.
Pada segmen ini, kedua cawapres menjawab pertanyaan dari panelis yang dibacakan moderator Putri Ayuningtyas. Pertanyaan tersebut tentang masalah mendasar dalam sistem jaminan kesehatan nasional, yaitu ketimpangan tuntutan kualitas yang tinggi, tetapi pembiayaan rendah.
”Apa kebijakan strategis yang Bapak-bapak lakukan agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal?” tanyanya.
Ma’ruf, yang mendapat kesempatan pertama untuk menjawab, menyampaikan, peserta asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sudah mencapai 215 juta peserta yang merupakan jumlah peserta asuransi terbesar di dunia. Sejumlah 96,8 juta dari peserta tersebut memperoleh biaya iuran dari pemerintah.
”Maka, sebenarnya pemerintah telah melakukan langkah besar untuk mengoptimalkan layanan kesehatan dengan biaya yang murah. Meski demikian, kami akan terus memaksimalkan, memanfaatkan, menyempurnakan, dan menambah tingkat layanan dengan memberi pusat layanan kesehatan,” tutur Ma’ruf.
Menanggapi pertanyaan yang sama, Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, mengingat Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-5 di dunia pada 2045, maka kita harus menyediakan layanan kesehatan yang prima, kuncinya adalah pembenahan.
”Jangan saling menyalahkan. Kami menyatakan, program Jaminan Kesehatan Nasional di bawah Prabowo-Sandi akan diteruskan dan BPJS akan terus disempurnakan. Dalam 200 hari pertama, kami akan cari akar permasalahannya, menghitung jumlah biaya pengobatan optimal yang diperlukan,” tutur Sandi.
Untuk penghitungan pembiayaan yang tepat, Sandiaga menjanjikan akan memanggil para aktuaris terbaik dari Hong Kong dan putra-putri terbaik bangsa untuk membahas berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan layanan kesehatan yang prima di Indonesia.
Preventif dan promotif
Selain kuratif, kedua cawapres juga menjanjikan pembenahan dalam hal preventif dan promotif. Ma’ruf menyampaikan, nantinya akan mendorong upaya preventif dan promotif melalui gerakan masyarakat dengan pendekatan keluarga serta memberikan layanan kesehatan melalui tenaga kesehatan hingga obat yang sesuai kebutuhan.
”Permasalahan stunting dalam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah menurun sebesar 7 persen. Dalam 5 tahun, kami targetkan turun 10 persen sehingga akan turun minimal 20 persen. Melalui upaya preventif dan promotif, jumlah orang sakit akan semakin berkurang,” kata Ma’ruf.
Sementara Sandiaga menyatakan akan membenahi sistem rujukan. ”Kami akan melihat pola rujukan yang lebih mengutamakan layanan kesehatan masyarakat agar tidak menunggu sistem rujukan yang berbelit-belit,” kata Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga mengatakan akan mengajak masyarakat untuk memiliki gaya hidup dengan kebiasaan berolahraga selama 22 menit setiap harinya.
Di bidang ibu dan anak, ia menuturkan perlunya program pengadaan gizi bagi anak-anak. ”Kami akan mengadakan program pengadaan susu, kacang hijau bagi anak-anak, khususnya yang ada di tingkat taman kanak-kanak,” ujar Sandiaga. (SHARON PATRICIA)