SENTANI, KOMPAS — Sebanyak 14 warga tewas akibat banjir bandang yang menerjang sembilan kelurahan di Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (16/3/2019) malam. Diperkirakan jumlah korban tewas ini akan terus bertambah pada Minggu (17/3).
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ramon Amimam di Jayapura, Minggu dini hari. Dia mengatakan, tim SAR gabungan menemukan 14 warga tewas di sekitar kawasan Sentani.
Menurut dia, banjir bandang menghantam sembilan kelurahan dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter hingga 1,5 meter. Hal ini dipicu luapan air empat sungai akibat tingginya curah hujan sejak pukul 18.00 hingga pukul 22.00 WIT.
Selain korban jiwa, terdata juga kerusakan bangunan dan barang milik warga akibat banjir bandang. Kerusakan itu meliputi 9 rumah warga, 1 mobil hanyut, dan 3 jembatan rusak.
Ramon mengatakan, jumlah korban berpotensi bertambah. Alasannya, kemungkinan besar masih ada korban banjir yang belum ditemukan. Sejumlah lokasi terdampak, seperti Doyo, belum dapat dijangkau karena sedimen lumpur yang tinggi dan banyak potongan kayu menutup badan jalan.
”Tim di lapangan masih berupaya mengevakuasi para korban di lokasi yang terdampak banjir. Mudah-mudahan kami bisa segera menyelamatkan mereka,” ujar Ramon.
Kepala Kantor SAR Jayapura Putu Arga Sujarwadi mengatakan, diduga arus air yang deras disertai sedimen lumpur berasal dari kawasan Cagar Alam Cycloop. Aliran air tersebut kemudian menuju ke empat sungai yang berada di tengah area permukiman warga.
”Saat ini ratusan warga telah mengungsi ke sejumlah titik aman, antara lain rumah dinas bupati dan kantor bupati Jayapura yang berada di daerah lebih tinggi, ” ucapnya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal menerjunkan satu kompi pasukan atau sekitar 100 personel untuk membantu proses evakuasi korban banjir bandang di Kabupaten Jayapura.
”Kami telah menggelar rapat pada Sabtu malam ini untuk membahas upaya evakuasi para korban ke lokasi yang aman dari banjir,” kata Ahmad.
Dari catatan Kompas, total sudah lima kali terjadi banjir dan longsor di daerah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura selama tiga bulan terakhir. Bencana ini dipicu hujan deras selama beberapa jam pada malam hari.