Ma’ruf Tekankan Perlunya Instrumen Pendidikan, Sandi Fokus Kualitas Pendidikan
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin dalam sesi debat terbuka calon wakil presiden menanyakan instrumen yang paling tepat bagi pemerintah pusat untuk memantau anggaran pendidikan daerah kepada Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno. Menurut Ma’ruf, instumen tersebut sangat penting untuk memastikan anggaran pendidikan yang diberikan pemerintah pusat bisa efektif dan tepat sasaran bagi daerah.
“Instrumen ini untuk memantau dana pusat yang ditransfer ke daerah. Dana pendidikan ini, dari 20 persen anggaran milik pusat, 60 persen di antaranya ditransfer ke daerah. Seringkali jadi kesulitan pemerintah pusat untuk pantau tentang belanja dan output dari penggunaan dana itu, apakah efektif, efisien, dan tepat sasaran,” kata Ma’ruf dalam segmen keempat pada debat ketiga Cawapres 2019 di Jakarta, Minggu (17/3/2019).
Menanggapi hal itu, Sandiaga menyatakan, instrumen untuk memantau penggunaan dana tersebut memang penting, namun keluhan dari masyarakat mengenai peningkatan kualitas pendidikan menjadi prioritas yang lebih penting untuk diperhatikan.
“Memang kita lihat instrumen itu bisa kita pakai, tetapi yang kita perlu dengar keluhan masyarakat. Kalau cuma lihat instrumen tidak bisa jadi solusi bagi masyarakat,” katanya.
Sandiaga mengatakan, fokus dalam peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari hasil pendidikan yang berjalan. Tidak hanya cerdas dan pintar, siswa juga punya karakter yang kuat, berbudi pekerti, serta berakhlak. Selain itu, program link and match juga diunggulkan agar lulusan bisa mendapat kesempatan kerja.
Ia menambahkan, hal lain yang juga diperhatikan di bidang pendidikan adalah pembangunan infrastruktur fasilitas pendidikan, kualitas guru, kesejahteraan guru, perbaikan kurikulum, dan penghapusan ujian nasional.
“Kami juga hapus ujian nasional. Ini sumber biaya tinggi di sistem pendidikan kita. Untuk anak-anak itu juga tidak berkeadilan,” ucapnya.
Meski begitu, menurut Ma’ruf, penggunaan instrumen pendidikan untuk memantau penggunaan dana di pemerintah daerah tetap penting. Hal ini untuk memastikan dana yang diberikan pemerintah pusat bisa dimanfaatkan dengan maksimal untuk peningkatkan kualitas pendidikan.
Ia mengatakan, instumen seperti neraca pendidikan daerah (NPD) dan dana pokok pendidikan (dapodik) bisa menjadi cara yang tepat. “Dengan kedua instrumen ini saya harap pemerintah pusat dapat memantau output dari dana transfer. Info dapat dialirkan ke seluruh kementerian dan lembaga yang terkait pendidikan, Jadi dana bisa dipantau dan dilihat output serta belanja pendidikannya,” ujarnya.