Pendekatan Berbeda Ma\'ruf dan Sandiaga dalam Memajukan Budaya
Oleh
M Fajar Marta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Calon wakil presiden nomor urut 01 dan 02, Ma’ruf Amin dan Sandiaga S Uno, sama-sama berkomitmen untuk memajukan kebudayaan Indonesia. Masing-masing memiliki pendekatan berbeda untuk memajukan kebudayaan nasional.
Dalam debat putaran ketiga Pemilihan Presiden 2019 di Hotel Sunan Jakarta, Minggu (17/3/2019), calon wakil presiden 01, Ma’ruf Amin berpendapat, strategi pemajuan kebudayaan yang sudah ada saat ini akan terus dioptimalkan. Hal itu dimaksudkan agar kebudayaan tidak mengalami diskontinitas dan disorientasi.
Ma’ruf mengatakan, Jokowi-Ma’ruf akan melakukan konservasi budaya, pelestarian budaya, dan mengenalkan budaya Indonesia ke dunia luar. Untuk menunjang program tersebut, dana abadi kebudayaan akan disiapkan.
Jokowi-Ma’ruf akan melakukan konservasi budaya, pelestarian budaya, dan mengenalkan budaya Indonesia ke dunia luar.
“Selain anggaran yang tersedia, juga akan disiapkan dana abadi kebudayaan supaya kebudayaan ini semakin berkembang, di samping dana abadi pendidikan dan dana abadi riset,” kata Ma’ruf.
Selain itu, Ma’ruf mengatakan akan mendorong masyarakat untuk mengembangkan kebudayaan melalui ekonomi kreatif. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang sudah dibentuk pemerintah, dapat digunakan untuk hal itu.
Calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga S Uno, berpendapat bahwa memajukan kebudayaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Sandi mengatakan, perlu ada kemitraan dengan berbagai pihak untuk memajukan kebudayaan di Indonesia.
“Saya melihat anggaran, infrastruktur, masih kurang. Tapi kita harus melihat dari sisi kemitraan, seperti dunia usaha, akademisi. Dan, di universitas, ditingkatkan kurikulumnya untuk meningkatkan minat budaya kita,” kata Sandi.
Sandi mengatakan, perlu ada kemitraan dengan berbagai pihak untuk memajukan kebudayaan di Indonesia.
Menurutnya, hal itu akan membuat peluang munculnya ekonomi berbasis kebudayaan. Hal tersebut, menurut Sandi, dapat menciptakan lapangan kerja, seperti, misalnya di dunia wisata. Menurut Sandi, hal itu dapat diwujudkan dengan pelibatan semua elemen.
Menurut Sandi, keberpihakan terhadap kebudayaan diperlukan agar budaya menjadi prioritas utama pembangunan.