MILAN, SABTU – Setelah kemenangan dalam Derbi Della Madonnina pada Oktober 2018, Inter Milan menikmati konsistensi penampilan, sedangkan AC Milan terpuruk dalam rentetan hasil buruk di Serie A Italia. Lima bulan sesudahnya, jelang derbi edisi kedua, Senin (18/3/2019) dini hari WIB, mereka bertukar nasib.
Pada derbi pertama, pekan ke-9 Liga Italia, Inter menang tipis 1-0 lewat gol Mauri Icardi pada penghujung laga. Setelah kemenangan itu, tim asuhan Luciano Spalletti berada di atas angin. Dengan hasil konsisten, mereka sempat naik ke peringkat kedua klasemen.
Saat bersamaan, Milan kesulitan mencari pijakan. Pelatih Milan Gennaro Gattuso seperti tidak berhasil menemukan rumus kemenangan. Hasil itu membawa mereka terjerumus ke peringkat enam.
Situasi itu berubah 180 derajat jelang derbi. Saat ini, Milan berada di atas angin setelah mengambil alih peringkat ketiga Serie A dari rival sekota, pekan lalu. Enam kemenangan dari delapan laga membuat mereka berada di atas Inter untuk pertama kali.
Sementara itu, Inter dilanda krisis. Ivan Perisic dan rekan-rekan baru saja gugur dari babak 16 besar Liga Eropa tengah pekan lalu. Di liga, mereka hanya menang tiga kali dalam delapan pertandingan terakhir.
“Ini merupakan momen krisis bagi Spalletti. Masalah demi masalah mulai menimpa kami. Kini kami kesulitan untuk keluar dari masalah tersebut,” kata mantan Presiden Inter Massimo Moratti kepada Rai Sport.
Krisis itu tak lepas dari ulah para pemainnya. Rentetan hasil buruk dimulai pada akhir Januari saat Perisic, penyerang sayap Inter, meminta dijual ke Arsenal. Situasi tegang selama beberapa minggu itu membuat “Nerazzurri” kehilangan fokus.
Setelah kasus Perisic mereda, masalah kembali datang dari Icardi. Sang pencetak gol dalam derbi pertama itu menolak tampil setelah Spalletti mencabut posisi kaptennya. Penyerang Argentina itu tidak terlihat di latihan Inter sejak awal Feburari. Dia juga dikabarkan meminta kenaikan gaji.
Di sisi lain, tren positif “Rossoneri”, julukan Milan, merupakan hasil dari keberanian mereka berbenah pada bursa transfer Januari. Gattuso melepas penyerang senior Gonzalo Higuain (31) dan membeli dengan dua pemain muda, Krzysztof Piatek (23) dan Lucas Paqueta (21).
Kedua pemain itu memberikan dampak langsung untuk Milan. Piatek sebagai penyerang tengah berhasil mencetak delapan gol dalam sembilan laga. Sementara itu Paqueta, gelandang tengah, menyokong serangan Milan dan sudah menghasilkan satu gol dan dua asis.
Gatusso yang semula dinilai membawa permainan pragmatis, membuktikan dirinya mampu tampil menyerang. Dengan pemain tepat, Milan selalu mencetak rata-rata lebih dari dua gol sejak kedatangan Piatek dan Paqueta.
Penentu terakhir
Derbi Senin nanti, di San Siro, akan kembali menentukan nasib kedua tim. Saat ini, Milan unggul satu poin dari Inter. Jika menang, Milan semakin jauh meninggalkan rivalnya untuk lolos ke zona Liga Champions dalam 10 laga tersisa.
Sementara itu, Inter wajib menang. Jika kalah, dan AS Roma menang, posisi keempat mereka terancam direbut sang “Serigala Roma”. Saat ini Inter hanya unggul tiga poin dari Roma.
“Ini adalah minggu spesial. Kami harus menang, bukan hanya untuk harga diri, tetapi juga peringkat ketiga di klasemen,” kata bek Milan, Matheo Musacchio.
Milan lebih diunggulkan pada derbi kali ini. Selain karena tren positif dan ketajaman lini depan, pertahanan mereka juga sedang dalam potensi terbaiknya. Di lima laga sebelumnya, mereka hanya kemasukan rata-rata 0,4 gol per laga, berbanding 1,2 gol milik Inter.
Inter masih tidak akan diperkuat penyerang andalannya, Icardi. Meski begitu, mereka lebih unggul dalam rekor lima pertemuan terakhir. Nerazzuri menang dua kali dan tidak pernah kalah.
“Pertandingan derbi selalu tidak bisa diperkirakan dan tidak ada favorit di antaranya,” kata Giovanni Trapattoni, mantan pelatih kedua tim tersebut, yang akan berulang tahun ke-80 bersamaan dengan laga derbi. (AP/REUTERS)