Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan Jabodetabek, waktu luang yang cukup menjadi kebutuhan yang berharga bagi warga. Tidur seharian, berolahraga, hingga melakukan hobi adalah contoh “katup pelepas” sesaat untuk menurunkan stress sekaligus memperbaiki kualitas hidup.
Oleh
Krishna P Panolih/Litbang Kompas
·3 menit baca
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan Jabodetabek, waktu luang yang cukup menjadi kebutuhan yang berharga bagi warga. Tidur seharian, berolahraga, hingga melakukan hobi adalah contoh ”katup pelepas” sesaat untuk menurunkan stress sekaligus memperbaiki kualitas hidup.
Waktu luang merupakan kesempatan bebas seseorang di tengah rutinitas. Bagi warga perkotaan Jabodetabek, waktu luang adalah sebuah kemewahan di tengah aktivitas sehari-hari.
Waktu di luar kesibukan sehari-hari tersebut sering dikaitkan dengan waktu untuk diri sendiri supaya nyaman. Caranya bermacam-macam, bisa tanpa aktivitas fisik, seperti tidur lebih lama, ataupun dengan berbagai aktivitas fisik lainnya. Aktivitas ”me time” atau ”our time” yang banyak dilakukan adalah melukis, olahraga, memotret, menonton bioskop, pijat, dan lainnya, yang intinya melepas kepenatan dan memanjakan segala indra.
Tak bisa dimungkiri, waktu senggang menjadi bagian penting keseharian masyarakat perkotaan.
Hasil jajak pendapat Kompas akhir Februari lalu menunjukkan, mayoritas responden (95 persen) mengakui bahwa memiliki waktu luang di luar rutinitas sehari-hari sangat penting. Kehidupan perkotaan yang tidak pernah berhenti selama 24 jam membuat rasa penat bagi warga yang sibuk bekerja, sehari-hari disuguhi kemacetan lalu lintas, bahkan rasa waswas bahaya kriminalitas.
Waktu luang yang dinilai penting tersebut berusaha dipenuhi oleh lebih dari tiga perempat responden yang menyatakan waktu senggangnya sudah cukup selama ini. Meski demikian, masih ada sekitar 23 persen yang belum bisa menyediakan waktu untuk keluar dari rutinitas sehari-hari.
Persepsi sudah terpenuhinya waktu luang berbeda antara pria dan wanita. Separuh lebih pria merasa lebih banyak mencukupi waktu luang ketimbang kaum hawa (42 persen). Bisa jadi perbedaan waktu ini karena biasanya kaum wanita yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, seperti membersihkan rumah, mencuci, dan memasak, sehingga merasa belum cukup waktu ’me time’-nya.
Pola yang sama ditemukan di Inggris. Sebuah riset dari Badan Statistika Nasional Inggris (2015) menunjukkan, laki-laki mengaku mempunyai waktu luang 43 jam seminggu. Adapun perempuan hanya mempunyai waktu luang 38 jam. Dengan kata lain, laki-laki mempunyai ”me time” rata-rata 6,14 jam dalam sehari, sementara perempuan rata-rata 5,43 jam.
Hobi atau ”do nothing"
”Work hard, play hard”, itulah ungkapan yang sering terdengar di kalangan pekerja, terutama kaum muda. Setelah kerja keras setiap hari, bolehlah nyantai pada akhir minggu supaya hidup seimbang. Akhir minggu cenderung dipilih oleh lebih dari separuh responden sebagai waktu untuk lepas dari penatnya beraktivitas.
Ada juga yang menganggap dalam setiap kesempatan pasti ada ”celah” untuk waktu luang. Seperti disebutkan seperempat responden yang memilih malam hari untuk melepas penat serta 11,5 persen pada pagi hari.
Melakukan hobi adalah salah satu pilihan warga saat mempunyai waktu luang. Pilihan salah satunya dilakukan oleh Albertus (30), karyawan swasta yang hobi membuat papercraft model bus. ”Kadang di sela-sela hari kerja, tapi paling sering weekend. Ada kepuasan bikin miniatur bus dari model aslinya ke model skala lebih kecil,” papar Albertus.
Sama seperti Albertus, 17,2 persen responden juga menggunakan waktu luangnya untuk melakukan hobi.
Selain itu, mayoritas responden (38,5 persen) sering menggunakan waktu luangnya untuk beristirahat di rumah. Pilihannya bisa tidur lebih lama, bersantai, tidak melakukan aktivitas apa pun.
Waktu yang dipilih pun bervariasi. Dari hanya berkisar 1 jam hingga 2 jam sampai sepanjang hari. Lebih kurang 28 persen responden memilih waktu luang dengan istirahat di rumah selama dua atau tiga jam.
Durasi yang sama dihabiskan sepertiga responden lain, yang memilih mengisi waktu luang dengan melakukan hobi. Adapun bagi separuh lebih warga lain yang biasanya berolahraga dan sepertiga warga yang menonton bioskop menghabiskan waktu luang lebih pendek, yakni satu hingga dua jam saja.
Menikmati waktu luang ini cenderung banyak dilakukan bersama keluarga, seperti yang disebut hampir tujuh dari sepuluh responden. Apa pun pilihan kegiatannya, berapa lama waktu yang digunakan, dan bersama siapa, meluangkan waktu luang sangat penting untuk hidup yang lebih berkualitas. (LITBANG KOMPAS)