Cycloop termasuk salah satu cagar alam terbesar di Indonesia. Kawasan hutan seluas 31.479,9 hektar itu merupakan pengendali pasokan air bagi warga Jayapura, Papua. Namun, kondisi Cycloop dengan nama asli Robongholo ini kian kritis.
Dua dekade terakhir, deforestasi mengancam kawasan hutan inti dan penyangga Cycloop. Kondisi ini dipicu perambahan oleh warga yang berpindah dari sejumlah kabupaten di Papua ke Jayapura.
Mereka membuka ladang secara tradisional dan menebang pohon secara liar. Salah satunya kayu besi yang diolah menjadi arang untuk dijual ke restoran dan warung-warung di Jayapura. Hal itu jelas bertentangan dengan fungsi cagar alam: konservasi flora dan fauna, serta penelitian. Kegiatan komersial dilarang.
WWF Indonesia Program Papua secara langsung mengamati potensi masalah itu. Tahun 2015, pantauan WWF mencatat lahan kritis di kawasan Cycloop seluas 1.500 ha. Untuk mengatasi masalah deforestasi pada 2015, Pemerintah Kabupaten Jayapura menerbitkan Perda Perlindungan Kawasan Penyangga Cycloop.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan Dinas Kesehatan setempat juga menggelar patroli menggandeng masyarakat adat setempat. Namun, langkah itu tak menghentikan laju deforestasi di Cycloop.
Temuan WWF 2018, luasan deforestasi justru bertambah menjadi 9.470,9 ha. Itu meliputi kategori kritis 3.563,52 ha, sangat kritis (2.469,09 ha), agak kritis (244,71 ha), dan berpotensi kritis (3.193,58 ha). Sejumlah lokasi dengan kondisi deforestasi terparah adalah Angkasa dan Bhayangkara di Distrik Jayapura Utara, serta daerah Sentani.
Kondisi itu membuat Sentani hingga Kota Jayapura rawan banjir dan longsor ketika hujan lebat beberapa jam. Sebelum banjir bandang di Sungai Klandili, Sabtu (16/3/2019), banjir di jalur sama terjadi tahun 2013. Satu orang tewas.
Berkurangnya daya dukung Cycloop juga terasa saat kemarau. Sumber air kering. Data WWF, hanya 14 dari 34 sungai yang masih dialiri air di pegunungan kaya hayati itu.
Menurut Yanto Eluay, pemimpin Kampung Sereh, Distrik Sentani—yang juga salah satu pemilik hak ulayat di Cycloop— di mata masyarakat adat, Cycloop adalah sosok ibu yang melindungi. Sumber kehidupan bagi anak-anaknya.
Kini, ia mengibaratkan Cycloop terserang kanker stadium empat gara-gara perambahan hutan masif minus penegakan hukum tegas. Sejumlah lokasi yang tak pernah banjir kini ikut banjir, seperti daerah Doyo.
Dalam waktu dekat, semua kepala suku akan menggelar gerakan darurat penyelamatan Cycloop. Bahkan, Minggu kemarin, sebenarnya ada rencana warga menanam pohon, antara lain disponsori Dewan Ketahanan Nasional.
Kini, nestapa tiba, air mata berurai. Puluhan nyawa melayang, sekitar 4.000 orang mengungsi. Saatnya bergerak nyata, fokus pada masa depan lebih baik. Mari jaga Cycloop tetap menjadi sumber kehidupan, seperti sosok ibu.