Aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terus meningkat. Meski begitu, kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS - Aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terus meningkat. Pada Senin (18/3/2019), tercatat muncul lima kali letusan dan bubungan abu vulkanik mencapai ketinggian 1.500 meter dari bibir kawah. Meski begitu, kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas masyarakat.
“Kondisi Gunung Bromo terus berfluktuasi sejak pagi hingga saat ini. Tinggi kolom abu mencapai 1.500 meter. Ada 5 kali letusan dan terjadi tremor menerus. Kami akan terus melakukan evaluasi. Kondisi seperti ini bisa lama, sebagaimana tipikal Bromo selama ini. Namun, kami berharap tidak selama yang dulu dan segera reda,” kata Hendra Gunawan, Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin.
Fluktuasi kondisi Gunung Bromo tersebut, menurut Hendra, membuat masyarakat harus tetap waspada dan mematuhi batas aman, yaitu 1 kilometer (km) dari kawah. Saat ini, status Bromo masih tetap waspada.
“Yang terpenting untuk wisatawan atau masyarakat di sana harus mengenakan masker, sebab abu bisa cukup tebal seperti hari ini sehingga bisa mengganggu pernapasan,” kata Hendra.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi mengatakan, secara umum kondisi gunung Bromo aman. “Ada peningkatan intensitas abu, tapi secara umum belum berdampak ke warga. Secara umum aktivitas warga dan wisatawan tidak terganggu karena arah abu berubah-ubah," katanya.
Ia menambahkan, jika terjadi hujan abu, masyarakat sudah paham untuk mengenakan masker. "Dan, yang terpenting, masyarakat tetap waspada dan mematuhi aturan yang dikeluarkan PVMBG,” kata Anggit. Jarak permukiman terdekat dengan Gunung Bromo sekitar 3 km.
Anggit mengatakan, BPBD saat ini membagi-bagikan masker kepada warga melalui kecamatan dan sekolah-sekolah. "Selain itu, kami akan kembali menyosialisasikan upaya penanganan bencana dan mengingatkan jalur-jalur evakuasi kepada masyarakat sehingga jika pada saatnya tiba (erupsi), masyarakat tidak panik,” katanya.
Erupsi gunung setinggi 2.392 meter di atas permukaan laut tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak 30 Desember 2018. Saat itu, terjadi beberapa kali gempa vulkanik. Kondisi itu terus meningkat pada Januari 2019. Jika biasanya hanya terjadi sekali atau nihil gempa vulkanik dalam sebulan, maka Pos Pantau Bromo mencatat sepanjang Januari terjadi hingga 20 gempa vulkanik.
Gunung Bromo terakhir meletus pada Desember 2015 dan terus berlangsung hingga Juli 2016. Saat itu, Bromo sempat melontarkan bebatuan serta debu dan pasir vulkanik. Gunung itu pun bergemuruh serta sempat terlihat mengeluarkan lava pijar. Bahkan, saat perayaan adat Tengger, yaitu Kasodo pada tahun 2016, masyarakat Tengger memperingatinya di tengah guyuran abu vulkanik Bromo.
Sempat reda sesaat, aktivitas vulkanik Bromo kembali meningkat pada September 2016. Peningkatan aktivitas tersebut sempat membuat status Bromo naik menjadi siaga. Saat itu, terpantau Bromo juga mengalami perubahan bentuk bibir kawah akibat hujan deras.
Lamanya erupsi Bromo kala itu sempat membuat lesu sektor wisata dan pertanian warga Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, dan Malang. Tiga wilayah terdekat dengan Bromo tersebut rutin menerima dampak embusan abu vulkanik Bromo.
Jarak permukiman penduduk dengan Gunung Bromo cukup jauh sebab Bromo dikelilingi oleh lautan pasir dengan radius di atas 2,5 km. Biasanya, radius 2,5 km adalah jarak aman saat Bromo dinyatakan naik status menjadi siaga.
Di Malang, selama tahun 2016, berulang kali Bandara Abdulrachman Saleh Malang harus dibuka-tutup akibat paparan abu vulkanik tersebut. Penumpang pesawat pun harus puas diberangkatkan dengan bus ke Bandara Juanda, Surabaya, sebelum dapat terbang ke kota tujuan.
Beberapa kali jadwal pernerbangan juga dibatalkan jika kondisinya tidak memungkinkan untuk penjadwalan ulang penerbangan dari Surabaya. Saat ini, penutupan Bandara Abdulrachman Saleh Malang belum terjadi.