Kebakaran nyaris terjadi setiap hari di ibu kota. Bahkan, di satu lokasi tertentu, kebakaran bisa berulang terjadi. Antisipasi dini belum jadi fokus warga dan pemerintah.
JAKARTA, KOMPAS Kebakaran terjadi berturut-turut tiga kali selama Sabtu (16/3/2019)-Minggu (17/3/2019) kemarin. Kebakaran terakhir melanda sebuah gudang toko di Jalan Poltangan Raya RT 002 RW 05, Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, hangus terbakar, Minggu pukul 13.45. Kebakaran diduga akibat tabung gas yang bocor di kios warung makan tegal (warteg).
Sebelumnya, di Jalan Thalib III Dalam, Kelurahan Krukut, Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (17/3/2019) dini hari, kebakaran menghanguskan 305 rumah warga.
Kepala Seksi Operasional Kebakaran Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Jakarta Barat Rompis Ramlih mengatakan, penyebab kebakaran dipastikan dari korsleting arus listrik pada sebuah rumah di RT 002 RW 005, Krukut. Api kemudian menjalar ke RT 003, 007, 008, 009, dan 010.
”Kebakaran melanda area sekitar seluas 7.700 meter persegi dengan jumlah penduduk sekitar 1.500 jiwa,” ucap Rompis.
Untuk memadamkan api, diturunkan 34 mobil pemadam kebakaran serta 170 petugas pemadam. Menurut Rompis, jumlah rumah yang hangus terbakar mencapai 305 unit.
Saat ditelusuri, lokasi penyebab kebakaran berasal dari sebuah rumah di perbatasan RT 002 dan RT 003, RW 005, Krukut. Rival (29), warga yang rumahnya berjarak sekitar 3 meter dari lokasi penyebab api, mengatakan, rumah itu sekaligus tempat usaha katering.
Ketua RT 002 RW 005, Krukut, Ibrahim (28), mengatakan, sekitar pukul 23.30, Sabtu (16/3), api awalnya terlihat dari lantai dua. ”Saat itu api semakin besar dan warga berusaha menyiram sumber api dengan ember,” ujarnya.
Sebagian besar warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga. Dari sejumlah puing di lokasi, pakaian warga ditemukan berserakan di jalan dan sekitar rumah.
Sebagian besar warga bertahan di sekitar lokasi kebakaran dan di tenda darurat dari pemerintah kota untuk penampungan sementara.
Di Krukut, pada 27 Januari 2018 juga telah terjadi kebakaran. Api menghanguskan 268 rumah di Jalan Thalib II dan III diduga akibat korsleting listrik di salah satu rumah.
Dalam tiga bulan terakhir saja, sedikitnya ada empat kasus kebakaran di Jakarta Barat. Kebakaran rata-rata terjadi di permukiman padat penduduk dan dipicu korsleting listrik.
Terjebak di ruko
Pada Sabtu dini hari, api melalap satu rumah toko atau ruko di Pasar Enjo, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Sembilan orang sempat terjebak dalam ruko yang terbakar tersebut tetapi semua dapat diselamatkan oleh petugas Suku Dinas PKP Jakarta Timur.
Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur Gatot Sulaiman, Sabtu mengatakan kesulitan yang dihadapi saat pemadaman adalah jarak sumber air seperti sungai jauh dari ruko. Selain itu, tidak ada hidran di dekat ruko dan area sekitarnya.
Untuk menyelamatkan korban, petugas harus memotong teralis besi di lantai 2 dan tiga ruko tersebut.
Pemicu kebakaran di ruko, kata Gatot, juga diyakini dari korsleting listrik. Saksi mata melihat, api mulai muncul pada meteran listrik ruko, selanjutnya masuk ke dalam ruko.
Data DPKP di situs http://www.jakartafire.net/statistic, pada 2017 terjadi 33 kebakaran yang dipicu rokok, 156 kejadian dipicu kompor, 1009 dipicu oleh lainnya, dan enam kebakaran yang tidak diketahui penyebabnya.
Di tahun 2018, 20 kebakaran dipicu oleh rokok, 82 kejadian disebabkan oleh kompor, 147 kejadian dipicu hal lain, serta empat kebakaran yang belum diketahui penyebabnya.
Tidak ada keterangan jelas dalam situs tersebut, tetapi korsleting listrik dan kebocoran tabung gas kemungkinan masuk dalam kategori kebakaran dipicu oleh kompor dan kategori lain-lain.
Melihat tingginya tingkat kebakaran di Jakarta, antisipasi dini perlu menjadi perhatian warga dan pemerintah. Penertiban instalasi listrik baik di permukiman padat maupun di perumahan dan perkantoran didorong diintensifkan kembali.
Antisipasi dini perlu menjadi perhatian warga dan pemerintah
Termasuk cara aman penggunaan kompor gas serta antisipasi dini kebakaran seperti ketersediaan alat pemadam api ringan dan sumber air.