JAKARTA, KOMPAS — Isu Jaminan Kesehatan Nasional menjadi salah satu fokus perhatian kedua calon wakil presiden saat debat ketiga Pemilu Presiden 2019, Minggu (17/3/2019) malam. Keduanya pun menjanjikan penyempurnaan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul dari program itu.
Tak hanya itu, upaya promotif dan preventif juga menjadi perhatian para calon wakil presiden (cawapres). Mereka sekaligus menawarkan program-program untuk menggenjot kedua hal tersebut.
Calon wakil presiden nomor urut 1, Ma’ruf Amin, misalnya, akan mengintensifkan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang telah diterapkan dalam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Jokowi, seperti diketahui, merupakan calon presiden nomor urut 1, pasangan dari Ma’ruf Amin.
Adapun calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Salahuddin Uno, antara lain menawarkan program 22 menit per hari berolahraga jika kelak dirinya bersama calon presiden Prabowo Subianto terpilih dalam Pemilu 2019.
Selain janji-janji tersebut, ada banyak janji lain yang dipaparkan kedua kandidat saat debat cawapres semalam yang salah satunya mengangkat tema kesehatan, selain pendidikan, ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Kompas mencoba merangkumnya, dan berikut rincian dari janji-janji tersebut.
Janji yang disampaikan Ma’ruf Amin :
Tengkes atau stunting akan diturunkan sampai 10 persen dalam lima tahun. Angka tersebut terus diturunkan dengan prevalensi minimal 20 persen.
Menjaga asupan ibu hamil dengan bantuan bahan pokok dan pemahaman soal pencegahan tengkes sebelum mereka menikah
Melanjutkan program-program yang sudah dibuat oleh Jokowi-JK dan meningkatkan cakupannya dengan memperluas layanan kesehatan.
Meningkatkan pelayanan hingga sempurna dengan membangun pusat-pusat kesehatan yang mudah dijangkau masyarakat dengan layanan yang lebih baik, tenaga medis akan didistribusikan merata, dan obat akan disediakan dengan cukup.
Melanjutkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Janji Sandiaga Salahuddin Uno :
Menurunkan masalah tengkes lebih cepat dengan menyinergikan program pemerintah, seperti pengadaan susu atau tablet susu dan kacang hijau di TK dan SD.
Meluncurkan Indonesia Emas dan Sedekah Putih untuk memastikan ibu-ibu dan anak-anak mendapat protein yang cukup.
Memastikan masalah JKN selesai dalam 200 hari pertama pemerintah Prabowo-Sandi. Menghentikan defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang terjadi selama ini.
Tenaga kesehatan dan obat harus dibayar tepat waktu dan tak boleh ada lagi antrean panjang bagi peserta JKN.
Membenahi pola rujukan dalam program JKN.
Menurut ketua terpilih Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Ede Surya Darmawan, yang menjadi pekerjaan rumah pemerintahan lima tahun ke depan adalah menyempurnakan program-program kesehatan yang sudah berjalan. Selain itu, keberpihakan.
Sementara aspek keberpihakan yang dimaksud berkaitan dengan upaya promotif dan preventif.
”Mengapa perlu keberpihakan? Karena upaya promotif dan preventif itu tidak menarik untuk investasi swasta akibat eksternalitasnya yang tinggi,” katanya.
Dia menambahkan, perbaikan pada pola hidup sehat juga mutlak dijalankan oleh segenap pihak, termasuk pengendalian hal-hal yang berbahaya bagi kesehatan, seperti rokok, kelebihan konsumsi gula, dan kurang gerak, serta memperbanyak asupan buah dan sayuran.
”Terbukti hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Fasar) 2018 menunjukkan, prevalensi penyakit tidak menular meningkat dibandingkan hasil Riskesdas 2013,” ucapnya.