Kemenhub Serahkan Kapal Tol Laut dan Perintis untuk Indonesia Timur
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menyerahkan satu kapal tol laut dan tiga kapal perintis kepada sejumlah operator di Indonesia Timur. Harapannya, program konektivitas antarpulau di Indonesia bagian timur serta pendistribusian logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan lebih terjamin.
”Penyerahan kapal ini, selain untuk mendukung pertumbuhan di Indonesia timur, juga untuk menambah kapasitas angkut dan menjaga keselamatan pelayaran,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Kapten Wisnu Handoko saat menyerahkan kapal tol laut, yaitu KM Sabuk Nusantara 71, kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) di Jakarta, Sabtu (16/3/2019).
Menurut Wisnu, KM Sabuk Nusantara 71 akan melayani rute Ambon-Bebar-Wulur-Romang-Kisar-Leti-Moa-Lakor-Luang-Sermatang/Mahleta-Tepa-Dai-Dawelar-Kroing-Marsela-Saumlaki-Tual-Ambon.
”Provinsi Maluku jika dilihat dari jumlah trayek, khususnya untuk kapal perintis, saat ini berjumlah 30 trayek yang dilayani dengan 30 kapal perintis. Ini menjadi salah satu provinsi yang memiliki banyak trayek dan kapal yang dioperasikan untuk melayani tol laut,” ujarnya.
Sebelumnya, di tempat terpisah, Ditjen Perhubungan Laut juga menyerahkan tiga kapal perintis pendukung tol laut kepada PT Citrabaru Adinusantara, PT Pelayaran Berkat Abadi Jaya Makmur, dan PT Luas Line untuk mengoptimalkan program konektivitas antarpulau di wilayah Indonesia bagian timur serta menjamin pendistribusian logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan.
Serah terima ketiga kapal perintis tersebut dilakukan oleh Kepala Subdirektorat Angkutan Laut Dalam Negeri Kapten Budi Mantoro, mewakili Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, di Pelabuhan Sorong, Papua Barat, Jumat (15/3/2019).
Ketiga kapal perintis yang diserahterimakan adalah KM Sabuk Nusantara 56, KM Sabuk Nusantara 62, dan KM Sabuk Nusantara 77 dengan pelabuhan pangkal di Sorong.
”KM Sabuk Nusantara 56 akan dioperasikan oleh PT Citrabaru Adinusantara, KM Sabuk Nusanatara 62 dioperasikan oleh PT Pelayaran Berkat Abadi Jaya Makmur. Keduanya memiliki bobot mati 750 GT (gros ton). Sementara KM Sabuk Nusantara 77 memiliki ukuran 2.000 GT dengan operator PT Luas Line,” tutur Budi.
Budi menambahkan bahwa KM Sabuk Nusantara 62 akan melayani trayek R-92 dengan rute Sorong-Arefi-Pulau Pam-Meosmenggara-Mutus-Waisilip-Selfele-Pulau Gag-Kofiau-Sorong.
KM Sabuk Nusantara 56 akan melayani trayek R-94 dengan rute Sorong-Waisai-Kabare-Pulau Ayu-Pulau Fani-Pulau Ayu-Kabare-Sorong.
Adapun KM Sabuk Nusantara 77 akan melayani trayek R-113 dengan rute Sorong-Yellu-Bula-Geser-Gorom-Fakfak-Kaimana-Pomako-Dobo-Pomako-Kaimanana-Fakfak-Gorom-Geser-Bula-Yellu-Sorong,” katanya.
Lebih lanjut Wisnu mengatakan, pada tahun 2019 Ditjen Perhubungan Laut telah mengalokasikan anggaran untuk menggantikan kapal yang usianya sudah tua. ”Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pelayanan agar lebih bagus dan memiliki kapasitas lebih besar. Ini mengingat pertimbangan faktor keselamatan bahwa perairannya cukup luas dan risikonya pelayaran lebih tinggi, tentunya butuh kapal yang ukurannya lebih besar,” ujar Wisnu.
Ke depan, dengan penyerahan kapal baru kepada Pelni dan kapal eks Pelni kepada perusahaan swasta, diharapkan dapat diterapkan pelayanan sistem pengoperasian kapal yang lebih baik dari waktu ke waktu. Selain itu, hal tersebut bisa mendorong efisiensi pengoperasian sehingga mendapatkan biaya operasi yang optimal.
”Dengan keberlangsungan kegiatan kapal perintis, perlu ada dukungan dari berbagai lembaga, antara lain dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan dan BPSDM Perhubungan dengan dukungan data yang konkret dan sumber daya manusia yang memahami maritim logistik,” kata Wisnu.
Ia mengatakan bahwa program tol laut tidak hanya berkonsentrasi pada penanganan kapal dan trayeknya, tetapi juga memastikan pasokan logistik yang rutin sehingga bisa memenuhi kebutuhan daerah-daerah yang dilewati kapal perintis.