Kecelakaan kapal cepat bukan kali ini saja terjadi di Sungai Musi. Warga masih menjadikan kapal cepat sebagai transportasi utama, termasuk mengakses Kota Palembang.
PALEMBANG, KOMPAS Kecelakaan di perairan Sungai Musi kembali terjadi. Kapal cepat Awet Muda yang melaju kencang terpelanting setelah menabrak pohon di pinggiran sungai. Kapal rusak parah, 7 orang tewas dan 12 orang selamat.
Kecelakaan kapal bertenaga 200 PK itu terjadi di Perairan Jalur 10, Desa Upang Jaya, Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, 1,5 jam dari Kota Palembang. Saat itu, 19 orang di kapal, dengan 17 di antaranya penumpang.
Akibat kejadian itu, 4 orang tewas di lokasi, 2 meninggal di Puskesmas Upang Jaya, dan 1 meninggal di RS AK Gani Palembang. ”Tidak ada korban hilang,” kata Kepala Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Palembang Rio Taufan, Senin (18/3/2019).
Setio Wahono (38), korban selamat, mengatakan, kapal berangkat dari Dermaga Karang Agung pukul 08.00 menuju Dermaga Benteng Kuto Besak yang dijadwalkan tiba pukul 11.30. Saat berangkat, ada 37 penumpang. Tiba di Dermaga Pekerjaan Umum (PU), 18 penumpang turun.
Ketika bertolak dari Dermaga PU, asisten pengemudi, Kodar (20), menggantikan pengemudi utama, Muhammad (50). Setio yang tertidur terbangun ketika ada guncangan keras. Bagian atas kapal terbelah oleh batang pohon, bagian bawah kapal menabrak pinggiran sungai.
Setio melihat beberapa orang tak sadarkan diri. Muhammad dan Kodar tewas di tempat. ”Sisanya berada di atas pohon menyelamatkan diri,” ujar Setio yang luka pada bagian kepala dan beberapa giginya patah.
Beberapa orang yang tidak sadar berada di bagian kanan kapal yang terdampak langsung benturan. ”Di jalur itu memang biasanya kapal agak ke pinggir sungai agar tak terkena gelombang tinggi,” kata Setio. Pertolongan dari kapal yang lewat baru tiba sekitar 20 menit setelah kecelakaan.
Kejadian kedua
Kepala Dinas Perhubungan Banyuasin Supriadi di RS AK Gani mengatakan, ini kecelakaan kedua yang dialami pemilik kapal cepat Awet Muda dua tahun terakhir. Sebelumnya, 3 Januari 2018, kecelakaan terjadi di perairan Tanjung Serai, Kabupaten Banyuasin.
Saat itu, kapal juga berangkat dari Karang Agung menuju Palembang. Dari 55 penumpang, sebanyak 13 orang meninggal. Kecelakaan di perairan memang kerap terjadi dengan berbagai penyebab, dari faktor alam hingga kelalaian manusia.
Supriadi mengatakan, meski kerap kecelakaan, pihaknya tak bisa berbuat banyak. ”Warga tak punya pilihan lain selain menggunakan kapal cepat,” ujarnya.
Melihat kecelakaan yang berulang, Dishub Banyuasin mengusulkan Kementerian Perhubungan membuat prototipe kapal yang aman untuk angkutan sungai. Pihaknya juga meminta pemilik kapal berhati-hati dan menyiapkan alat keselamatan.
Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Polisi Air Polda Sumsel Ajun Komisaris Besar Munaspin mengatakan, dari keterangan korban selamat, kemungkinan kecelakaan disebabkan pengemudi mengantuk. ”Kami terus menyelidiki kasus ini,” katanya. (RAM)