Kedua Kandidat Akan Terima Isu Strategis yang Belum Terbahas dalam Debat
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden akan menerima isu strategis yang telah disusun panelis dan belum sempat dibahas pada debat ketiga Pemilihan Presiden 2019. Isu strategis tersebut diserahkan untuk menjadi referensi pembuatan kebijakan kedua kandidat jika terpilih pada Pemilihan Presiden 2019.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pramono Ubaid Tantowi, seusai rapat evaluasi debat ketiga di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (19/3/2019), mengatakan, penyerahan isu strategis bertujuan untuk menjadi bahan kajian internal kedua pasangan capres-cawapres.
”Isu strategis yang berupa pertanyaan ini juga dapat menjadi bahan pengayaan materi kampanye masing-masing pasangan ketika menyapa publik dalam kampanye tertutup maupun kampanye rapat umum,” ujarnya.
Pramono menyatakan, isu strategis tersebut akan diserahkan kepada perwakilan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam waktu dekat. Dia juga memastikan KPU tidak mengetahui isi dari pertanyaan tersebut karena masih tersegel.
KPU menentukan sembilan panelis berlatar belakang akademisi, aktivis, dan budayawan untuk menyusun pertanyaan pada debat ketiga. Sebanyak 20 pertanyaan yang telah disusun kemudian diserahkan kepada KPU tanpa dibocorkan ke pihak mana pun, termasuk kedua kandidat.
Namun, tidak semua pertanyaan yang berisi isu strategis tersebut dibahas oleh kedua cawapres saat debat. Sebab, setiap cawapres hanya mengambil satu pertanyaan secara acak sesuai tema debat ketiga, yakni pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan budaya.
Isu pekerja migrasi
Ketua Pusat Studi dan Kajian Migrasi Migrant Care Anis Hidayah, yang menjadi salah satu panelis debat ketiga, mengatakan, sejumlah isu strategis yang belum sempat dibahas dalam debat adalah terkait peran pemerintah dalam melindungi kerentanan dan hak-hak pekerja migran perempuan.
Menurut Anis, isu-isu tersebut perlu menjadi perhatian pemerintah karena masih banyak kasus tenaga kerja Indonesia yang tidak diperlakukan dengan baik oleh atasannya dan tidak menerima haknya.
Selain itu, kata Anis, isu lainnya yang belum sempat terbahas, antara lain, mengenai kualitas tenaga dan layanan pendidikan yang masih rendah. Isu ini juga penting karena masyarakat di sejumlah daerah terpencil belum mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.
Direktur Program TKN Jokowi-Amin Aria Bima menyatakan, pertanyaan panelis yang dibahas saat debat sudah cukup mewakili permasalahan yang terjadi saat ini. ”Saya melihat kecenderungan pertanyaan yang disusun panelis adalah persoalan di masyarakat yang sudah menjadi bahasan dalam diskusi, forum akademik dan aktivis, serta media cetak atau elektronik,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandiaga Ferry Mursyidan Baldan. Menurut dia, pertanyaan dari panelis sudah cukup menggambarkan persoalan bangsa ini dengan menyajikan isu yang paling hangat.