Spanyol Selidiki CIA Terkait Serangan pada Kedubes Korut di Madrid
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
MADRID, SELASA — Otoritas Spanyol tengah menyelidiki Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA). Penyelidikan itu terkait serangan terhadap Kedutaan Besar Korea Utara di Madrid, Spanyol, pada Februari 2019.
Secara resmi, aparat Spanyol hanya menjelaskan bahwa pada 22 Februari 2019 ada laporan dari seorang perempuan Korut di luar kedutaan. Tidak disebutkan apa isi laporan dan siapa pelapor itu. Sejumlah pihak menduga, perempuan itu yang melaporkan penyerangan tersebut.
Belakangan, ada bocoran informasi bahwa 10 pria menerobos dan mengambil sejumlah hal dari kompleks kedutaan tersebut. Insiden itu terjadi lima hari sebelum Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump bertemu di Hanoi, Vietnam, pada 27-28 Februari 2019.
Di antara 10 pelaku, dua orang diduga terkait CIA. Madrid telah meminta penjelasan CIA, dan CIA membantah terlibat dalam insiden itu. Akan tetapi, Madrid tidak yakin dengan penjelasan CIA. Madrid juga menyebut CIA mungkin saja bekerja sama dengan badan intelijen Korea Selatan.
Informasi yang didapat bisa saja berisi daftar nama dokumen. ”Semua (kontak dan dokumen) terkait upaya Korut mengakali sanksi dan mengimpor barang mewah dari Eropa,” kata pakar Korut di Universitas Tufts, Sung-Yoon Lee.
Madrid juga menyebut CIA mungkin saja bekerja sama dengan badan intelijen Korea Selatan.
Bocoran informasi lain soal insiden itu menyebutkan, penerobosan dilakukan anggota kelompok yang mengklaim sebagai Pertahanan Sipil Cheollima (CCD). Kelompok itu bertujuan menggulingkan kekuasaan keluarga Kim di Korut. CCD dinyatakan tidak terkait dengan pemerintahan mana pun. CIA berkali-kali membantah terkait dengan kelompok itu.
CCD pertama kali unjuk diri pada 2017. Kala itu, anggota CCD menyiarkan video melalui internet. Dalam video itu, ada anak Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un, yang meninggal di Bandar Udara Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017. Kim Jong Nam diduga diracun dengan racun saraf VX.
Sebelum insiden kedutaan, CCD mendeklarasikan diri sebagai pemerintah di pengasingan untuk Korut. Mereka mengampanyekan slogan ”Bebaskan Joseon”. Joseon merupakan nama lama Korea.
Duta Besar Korut terakhir di Madrid adalah Kim Hyok Chol yang diusir Madrid gara-gara uji coba nuklir Korut pada November 2017. Setelah itu, ia menjadi Utusan Khusus Korut untuk AS dan membantu mengurus dialog Trump-Kim.
Setelah dialog Singapura dan Hanoi gagal, belum ada kejelasan kapan ada kelanjutan pertemuan Trump-Kim. Wakil Menteri Luar Negeri Korut Choe Son Hui mengatakan, Kim Jong Un mempertimbangkan kelanjutan dialog itu. Pyongyang dinyatakan sangat kecewa dengan kegagalan dialog Hanoi.
Kini, Pyongyang tidak berniat melanjutkan dialog kecuali Washington membuat ukuran jelas soal apa saja yang akan dicapai, seperti moratorium peluncuran dan uji coba rudal serta nuklir selama 15 bulan, dan mengubah kalkulasi politik.
Choe mengatakan, Kim bingung dengan posisi dialog yang aneh dengan AS. Ia menyatakan, saat Trump sangat ingin berdialog, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menciptakan atmosfer permusuhan dan ketidakpercayaan lewat tuntutan yang sulit diterima. (AP/AFP)