JAKARTA, KOMPAS — Perum Bulog terus berupaya menyerap gabah petani meski realisasinya masih rendah. Sampai saat ini Bulog baru menyerap 27.000 ton gabah atau beras petani, jauh dibandingkan target penyerapan yang mencapai 1,8 juta ton setara beras tahun ini.
Rendahnya penyerapan antara lain karena faktor harga yang saat ini masih tinggi di lapangan. ”Bulog terus mengupayakan menyerap gabah atau beras dari petani,” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi saat dihubungi di Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (19/3/2019).
Harga gabah kering panen (GKP) di lapangan, kata Tri, saat ini masih berkisar Rp 4.200-4.300 per kilogram meski cenderung turun dibandingkan pada Februari 2019 yang mencapai Rp 5.100 per kg. Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, harga pembelian pemerintah ditetapkan Rp 3.700 per kg GKP di tingkat petani dan Rp 3.750 per kg di tingkat penggilingan. Angka itu bahkan masih lebih tinggi meski Bulog telah menggunakan fleksibilitas pembelian 10 persen yang berarti Rp 4.070 per kg GKP.
Pada semester I-2019, Bulog menargetkan bisa menyerap setidaknya 1 juta ton setara beras. Menurut Tri, penyerapan menghadapi kendala masih tingginya harga pembelian di lapangan. Meski demikian, saat panen, Bulog akan berupaya menyerap secara maksimal.
Tri menambahkan, Bulog bekerja sama dengan mitra-mitra Bulog yang memiliki mesin pengering ataupun kelompok petani yang mendapat bantuan mesin pengering dan penggilingan padi untuk memaksimalkan penyerapan. Dengan adanya mesin pengering dan penggilingan padi, penyerapan diharapkan lebih cepat.
Terkait dengan rencana impor bawang putih, Kepala Bagian Humas Perum Bulog Teguh Firmansyah mengungkapkan, Perum Bulog masih menunggu penugasan dari pemerintah, terutama Kementerian Badan Usaha Milik Negara BUMN. ”Jika sudah mendapat penugasan, Perum Bulog akan segera mengimpor bawang putih,” ujarnya.
Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro mengatakan, Menteri BUMN akan segera mengeluarkan surat penugasan kepada Perum Bulog jika sudah mendapat surat dari Menteri Perdagangan yang meminta Kementerian BUMN menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor bawang putih.
Selain itu, Kementerian BUMN juga perlu mendapatkan risalah notulen rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang memutuskan impor bawang putih sebanyak 100.000 ton oleh Perum Bulog.