Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jalur kereta api Trans-Sulawesi ruas Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan akan beroperasi pada akhir tahun 2020.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jalur kereta api Trans-Sulawesi ruas Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan akan beroperasi pada akhir tahun 2020. Sejauh ini, sudah ada sekitar 20 investor yang bersedia mengikuti tender untuk kelanjutan proyek ini.
Budi mengatakan hal tersebut saat meninjau proyek pembangunan jalur KA Trans-Sulawesi di Pekkae, Kabupaten Barru, Sulsel, Rabu (20/3/2019). Dalam kesempatan tersebut, Budi yang didampingi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah juga kembali menguji coba rel dengan menaiki kereta sejauh 10 kilometer pergi-pulang.
“Saat ini, perkembangan pembangunan proyek andalan Sulsel ini sudah selesai 44 kilometer (km) dan segera membangun 60 km lagi. Jadi, totalnya sampai akhir tahun sepanjang 104 km. Nanti bersamaan akan kita koneksikan dengan beberapa pabrik semen yang ada di Kabupaten Pangkep. Target beroperasi akhir 2020,” kata Budi.
Rel sejauh 104 km itu menghubungkan Kabupaten Pangkep dan Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru. Adapun panjang ruas Makassar-Parepare yakni 142 km. Sisa 38 km jalur yang akan dikerjakan pada 2020 yakni menyambungkan Pangkep dengan Makassar ke arah selatan dan dari Garongkong ke Parepare di utara.
Proyek KA Trans-Sulawesi ini, kata Budi, menjadi percontohan daerah lain. KA ini nantinya sebagai moda angkutan penumpang dan barang. Untuk barang, misalnya, kereta akan menjadi angkutan batu bara dari pulau Kalimantan yang masuk lewat Pelabuhan Garongkong. Selain itu, KA juga melayani angkutan semen dari pabrik yang ada di Pangkep.
Ini menggembirakan karena yang ikut dalam tender ini lebih 20 konsorsium dalam dan luar negeri, dan itu swasta semua.
Adapun untuk penumpang, kereta nantinya akan melayani angkutan ke kota-kota di sepanjang jalur, yakni Makassar, Maros, Pangkep, Barru, dan Parepare. Kereta juga terhubung dengan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Maros dan Pelabuban Soekarno-Hatta di Makassar. Bahkan, KA itu nantinya juga disiapkan untuk transportasi wisata.
Untuk kelanjutan proyek ini, pemerintah sudah membuka kesempatan kerja sama dengan badan usaha. Jalur menuju pabrik juga termasuk yang ditenderkan kepada investor. "Ini menggembirakan karena yang ikut dalam tender ini lebih 20 konsorsium dalam dan luar negeri, dan itu swasta semua," kata Budi.
Nurdin Abdullah berharap pengoperasian KA nantinya meningkatkan perekonomian warga dan mempermudah mobilitas masyarakat. "Insya Allah tahun ini, khusus jalur Barru, akan selesai. Dan akan dilanjutkan Barru-Parepare serta Barru-Pangkep-Maros-Makasar. Kalau ini selesai, kita pulang kampung tidak susah lagi karena akan cepat sampai," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menjelaskan, secara paralel, pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk penyelesaian proyek ke arah selatan, yakni dari Barru menuju Makassar, Pangkep, dan Maros.
Menurut Zulfikri, salah satu segmen pembangunan yang memiliki tantangan medan berat yakni dari daerah Palanro (Barru) hingga Parepare. “Ini mungkin masih akan kami lihat lagi desainnya. Tampaknya biayanya cukup tinggi untuk segmen ini," katanya.