Teroris Christchurch ingin namanya dikenal. Karena itu, masyarakat diajak melakukan sebaliknya, membuat namanya dilupakan
Wellington, Selasa —Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengajak masyarakat menenggelamkan nama teroris Christchurch dan ideologinya. Pengelola media sosial diminta lebih serius mencegah penyebaran materi terkait terorisme.
AFP/DAVID LINTOTT
Sebuah poster dengan pesan dukungan terlihat di situs peringatan bagi para korban serangan Masjid Al Noor dan Linwood di Islamic Center di Kilbirnie, Wellington, Selasa (19/3/2019).
”Saya memastikan satu hal, Anda tidak akan mendengar saya menyebut namanya,” ujarnya, Selasa (19/3/2019) di Christchurch.
Terdakwa penyerangan itu berusaha memanfaatkan insiden tersebut untuk mengampanye ideologi ”Keunggulan Kulit Putih”. Karena itu, masyarakat harus melakukan sebaliknya. ”Sebutlah nama mereka yang kehilangan nyawa, bukan nama yang mengambil nyawa mereka. Dia mencari ketenaran, tetapi kita di Selandia Baru tidak akan memberi apa pun, bahkan namanya,” katanya.
Pelaku masih ditahan dan mungkin akan mendapatkan tambahan dakwaan dalam sidang lanjutan. ”Keluarga korban akan mendapatkan keadilan,” ujarnya.
Ardern juga menyatakan frustrasi gara-gara video yang direkam pelaku selama penyerangan masih terus beredar hingga Selasa ini. Pelaku sengaja merekam dan menyiarkan aksinya secara langsung melalui media sosial. Sebagian orang menyimpan lalu menyebarkan video itu. Lebih dari 1,5 juta video itu dihapus dari media sosial.
Ardern menyatakan sudah berkomunikasi dengan pengelola media sosial dan PM Inggris Theresa May. Dengan May, ia membahas pentingnya upaya global untuk menghapus video sejenis.
PM Australia Scott Morrison juga meminta pemimpin dunia memberangus media sosial yang menyiarkan serangan teror. Pengelola media sosial harus paham dampak jika pelantar buatan mereka dipakai menyebarkan materi teror.
Pemakaman
Sementara itu, sebagian korban mulai dimakamkan. Dari 50 korban, baru enam yang sudah diserahkan kepada keluarga. Polisi menyatakan, sebagian besar korban belum selesai diidentifikasi. Tidak dijelaskan kapan proses identifikasi akan tuntas sepenuhnya. Hal itu meresahkan keluarga korban sebab pemakaman harus disegerakan.
Ardern menyatakan, seluruh jenazah korban mungkin bisa diserahkan kepada keluarga pada Rabu ini. Petugas berusaha secepat mungkin menyelesaikan pekerjaan mereka.
Keluarga para korban sudah berdatangan dari berbagai negara. Duka keluarga akibat insiden Jumat lalu semakin bertambah gara-gara pemakaman belum bisa diselenggarakan untuk mayoritas korban. ”Identifikasi sepertinya terlihat mudah, padahal lebih rumit, terutama dalam situasi seperti ini,” demikian pernyataan tertulis polisi soal proses identifikasi.
