Selama enam bulan, pelajar SMA di Kota Bandung memproduksi dan memasarkan ganja sintetis dari sebuah apartemen sewaan. Ganja sintetis ini dijual secara daring.
BANDUNG, KOMPAS— Ada fenomena baru dalam peredaran narkoba. Kalangan pelajar yang sebelumnya menjadi target atau pengguna kini memproduksi sekaligus menjualnya.
Di Bandung, Jawa Barat, tiga pemuda ditangkap tim Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Barat dan Badan Narkotika Nasional Jabar. Ketiganya MZF alias Z (19) dan DAR (19), pelajar SMA; serta MAKW alias A (19), lulusan SMP. Mereka diduga membuat dan menjual narkotika golongan I jenis tembakau gorilla/ganja sintetis.
Ketiganya meracik dan merintis bisnis skala rumah tangga sebelum menyewa apartemen. Bahan baku dipesan melalui aplikasi dalam jaringan (daring) dan dibeli dari China.
Produksi telah berjalan enam bulan, yang kemudian hasilnya dipasarkan secara daring dengan nama ”Little Heaven”. Mereka menyimpan bahan, meracik, dan menjualnya dari apartemen sewaan di Kelurahan Mengger, Kota Bandung.
Barang bukti yang disita berupa 10 bungkus zat kimia bahan produksi, 2 bungkus tembakau murni, dan 1 jeriken alkohol 95 persen. ”Pelaku dari kalangan pelajar SMA dan memiliki peran berbeda-beda.
DAR peracik, MZF dan MAKW menjadi kurir serta pemasar. Mereka telah bisa membeli sepeda motor, tetapi sebelum besar kami membekuknya,” kata Kepala Bidang Pemberantasan BNN Jabar Ajun Komisaris Besar Daniel Y Kartiandhago.
Sebelumnya, polisi menangkap MRF (18), pelajar SMK di Kota Bandung, yang merupakan penjual tembakau gorilla. Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, penyidik masih bekerja. ”Dimungkinkan MRF tak bekerja sendirian,” ujarnya.
Penyelundupan sabu
Penyelundupan sabu melalui Kalimantan Barat masih terjadi. Kali ini, 107 kilogram sabu dan 114.699 butir ekstasi diselundupkan lewat laut dari Malaysia dengan tujuan Pontianak.
Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Barat Brigadir Jenderal (Pol) Suyatmo, sabu yang dibawa dua tersangka dikirim dari pelabuhan tikus atau pelabuhan tidak resmi di Malaysia ke Pantai Gosong, Bengkayang, Kalbar, yang juga pelabuhan tikus. ”Tersangka mengaku tiga kali melakukannya dan tak mengenal pengirim dari Malaysia karena menggunakan jaringan terputus,” ujarnya.
Di Aceh, patroli Pangkalan TNI AL Lhokseumawe menggagalkan penyelundupan 50 kg sabu dari Thailand. ”Penangkapan kami lakukan Senin siang di perairan Selat Malaka,” kata Komandan Lantamal I Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto. Tim bergerak ke lokasi dan melihat dua kapal kayu yang membawa, antara lain, karung berisi sabu.
Empat orang di kapal tersebut ditahan, yakni IS (36), HS (28), MA (27), dan IR (28). Mereka warga Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe. Petugas juga menemukan satu pistol dan tujuh amunisi. (ESA/SEM/AIN)