SENTANI, KOMPAS-- Penyelidikan penyebab banjir bandang yang menerjang Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura masih terkendala karena intensitas hujan yang berlangsung terus menerus. Kondisi ini juga mengakibatkan adanya potensi banjir susulan serta terhambatnya arus lalu lintas karena penumpukan material lumpur dan genangan yang air tidak kunjung surut.
Hujan terus menerus yang mengguyur daerah Sentani mengakibatkan tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi belum bisa bergerak untuk mengecek penyebab banjir bandang di daerah hulu Cagar Alam Cycloop. Tim PVMBG ini dibentuk untuk menyelidiki penyebab utama banjir bandang yang hingga kini menewaskan 101 orang.
"Daerah sekitar hulu masih ada jalur longsor karena hujan deras yang melanda daerah Sentani dan sekitarnya. Oleh sebab itu, kami saat ini melakukan pengecekan di daerah aliran sungai, " ujar Kepala Tim PVMBG Agus Budianto di Kampung Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, Rabu (20/03/2019).
Baca juga : https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/03/19/lebih-dari-9-000-warga-mengungsi-karena-banjir-papua/
Agus mengatakan, saat ini tim masih melihat jalur limpasan air dari setiap titik yang mengalami dampak kerusakan parah di Distrik Sentani. Selain itu, tim juga mengamati material yang terbawa air ketika banjir bandang.
"Materialnya awal yang kami temukan seperti bebatuan besar dan pasir dari atas Gunung Cycloop. Kami perlu masih mengumpulkan bukti-bukti lain apakah material ini terbawa air karena adanya kerusakan akibat manusia atau gejala alam," katanya.
Agus menjelaskan nantinya, hasil penyelidikan dari PVMBG ini akan dijadikan rujukan bagi Pemprov Papua apakah perlu merelokasi warga atau tidak. Dari hasil ini juga bisa dilihat ancaman permanen yang kira-kira harus diantisipasi untuk ke depannya.
"Waktu penyelidikan kami terbatas hanya satu minggu. Jika cuaca tidak mendukung, maka harus menggunakan citra satelit dan membandingkan kondisi cagar alam ini setiap tahunnya," ujarnya.
Baca juga : https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/03/17/tim-gabungan-terus-mencari-korban-banjir-bandang-jayapura/
Kepala Polres Jayapura, selaku ketua tim penanggulangan bencana, Ajun Komisaris Besar Victor Mackbon mengatakan, hujan lebat yang melanda Sentani juga mengakibatkan genangan air tidak kunjung surut. Hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas di ruas utama Jalan Raya Abepura-Sentani.
"Arus lalu lintas kami prioritaskan untuk distribusi bantuan logistik ke sejumlah posko-posko yang ada. Selain itu, kami harus selalu waspada setiap malam untuk antisipasi adanya banjir bandang susulan," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Papua Welliam R. Manderi mengimbau agar masyarakat terus waspada karena curah hujan masih tinggi di daerah Sentani dan sekitarnya. Menurut ia, potensi banjir susulan masih ada dan masyarakat tidak boleh meninggalkan posko pengungsian yang telah ditetapkan.
Bawen (54), warga dari Kampung Nolokla, Distrik Sentani, mengatakan, sudah hampir tiga malam ia tidak bisa tidur karena takut akan adanya banjir susulan. Ia tidak mengungsi karena harus menjaga rumah tempat tinggalnya.
"Hampir setiap malam hujan lebat, dan saya tidak bisa meninggalkan rumah karena harta benda ada di sini semua," ujarnya.
Pemakaman Massal Ditunda
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal menjelaskan, pemakaman massal 40 jenazah yang teridentifikasi harus ditunda terlebih dahulu. Menurut ia, masih ada pihak keluarga yang ingin agar jenazah tersebut diidentifikasi lebih lanjut.
"Awalnya Wagub Papua merencanakan pemakaman massal pada Rabu (20/03/2019), tetapi kita masih harus berdialog lagi dengan pihak-pihak keluarga. Oleh sebab itu, kami mengimbau agar pihak keluarga memberikan informasi selengkapnya agar proses identifikasi bisa berjalan optimal," katanya.
Lahan seluas 40x6 meter telah disiapkan untuk pemakaman masal ini di Kampung Nolokla, Distrik Sentani, Papua. Kepala Kampung Nolokla, Oktavianus Wuhirye mengatakan, warga telah setuju jika lahan di kampung ini dijadikan sebagai tempat pemakaman masal.
"Ini merupakan bentuk rasa kasih kami kepada para korban bencana banjir bandang ini. Semoga bencana ini menjadi pelajaran bagi kita semua," katanya.
Berdasarkan informasi dari Posko Induk hingga pukul 17.00 WIT, jumlah korban meninggal mencapai 101 orang dan korban hilang dilaporkan sebanyak 93 orang. Jumlah pengungsi telah mencapai 10.055 orang.