LAMONGAN, KOMPAS — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kedungpring, Kabupaten Lamongan dan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dalam tiga hari terakhir memicu banjir di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan.
Banjir menggenangi Jalan Sawonggaling, Jalan Pramuka, Jalan Perintis, Jalan Kartini, Jalan Tambangan, dan Jalan Pemuda. Tinggi genangan berkisar 20-50 sentimeter. Kondisi terparah di kawasan Pasar Burung, Jalan Sumowiharjo, dan Jalan Gotong Royong.
Selama ini, jika terjadi banjir akibat luapan Kali Konang, jalan itu selalu tergenang.
Hingga Selasa (19/3/2019) malam dilaporkan tercatat 2.022 rumah terendam. Camat Babat Mulkan menuturkan, rumah yang terendam banjir setinggi 20-40 sentimeter tersebar di Kelurahan Babat sebanyak 1.422 rumah, Kelurahan Banaran 240 rumah, Desa Bedahan 350 rumah, dan Desa Plaosan 10 rumah.
Upaya mempercepat surutnya genangan melalui air dipompa ke Bengawan Solo dengan dua pompa. Pompa yang digunakan berkapasitas 1.500 liter per detik dan 350 liter per detik. ”Jalan Gotong Royong juga diusulkan ditinggikan. Sebab, selama ini, jika terjadi banjir akibat luapan Kali Konang, jalan itu selalu tergenang,” kata Mulkan.
Selama ini, Jalan Gotong Royong dan Jalan Pramuka serta kompleks Perumahan Griya Agung Permata menjadi langganan banjir. Kondisinya lebih rendah daripada dataran sekelilingnya.
Genangan bisa memperlambat surutnya air, bahkan air berpotensi naik karena hujan masih turun tiap hari. Di Jalan Gotong Royong, Jalan Pramuka, warga memasang kursi panjang atau pot-pot dan kayu untuk menghindarkan mobil masuk ke jalan-jalan itu karena jalan masih terendam.
Seorang warga, Suprapto (54), berharap segera ada perhatian dari pemerintah agar air surut secepatnya dan aktivitas warga tidak terganggu. Pengaktifan pompa banjir belum efektif karena hujan masih terjadi setiap hari.
Di sisi lain, posisi daerah tangkapan air seperti Rawa Semando dan Rawa Sogo juga penuh sehingga air malah meluber. Kondisi itu diperparah drainase dan saluran yang ada tidak mampu menampung curahan air hujan.
”Saluran bahkan buntu karena sampah dibuang sembarangan ke daerah aliran sungai Kali Konang sehingga memicu pendangkalan,” kata Suprapto.
Genangan air sulit disurutkan karena kawasan tangkapan air seperti Rawa Sogo dan Rawa Semando masih penuh air. Akses menuju Madrasah Aliyah Negeri Babat di Desa Sogo tergenang setinggi 30-50 sentimeter.
Saluran bahkan buntu karena sampah dibuang sembarangan ke daerah aliran sungai Kali Konang sehingga memicu pendangkalan.
Warga Plaosan, Warijo, menuturkan, genangan sulit surut dipicu hujan deras, pendangkalan rawa, dan pintu air dam Suruhan. Genangan bisa bertahan lebih lama karena hujan turun tiap hari.