MIAMI, SELASA – Turnamen ATP Masters 1000 Miami menjadi salah satu tempat spesial bagi Novak Djokovic. Ini menjadi turnamen Masters 1000 pertama dijuarainya, hingga menjadi turnamen yang memberi paling banyak gelar juara. Dia ingin mengulang sukses itu setelah gagal dua musim terakhir.
Setelah debut di Miami pada 2006 dan tersingkir pada babak kedua, Djokovic menjadi salah satu petenis dengan gelar juara terbanyak pada salah satu dari sembilan turnamen kategori ATP Masters 1000 itu. Enam gelar diraihnya, sama seperti yang dimiliki Andre Agassi. Tampil pertama kali dalam turnamen Masters 1000 di Cincinnati 2005, gelar pertama diraihnya di Miami 2007. Dia menjadi juara termuda pada turnamen tersebut, pada usia 19 tahun 10 bulan.
Setelah itu, berbagai rekor dibuat Djokovic dalam turnamen yang kini dipimpin direktur turnamen mantan petenis, James Blake. Djokovic menjadi satu-satunya petenis yang meraih gelar juara secara lengkap dari sembilan turnamen Masters 1000, dengan total 32 gelar. Trofi juara terbanyak didapat dari Miami, yaitu pada 2007, 2011, 2012, 2014, 2015, dan 2016.
Dari jumlah itu, petenis Serbia tersebut empat kali menjadi juara tanpa kehilangan set. Dia juga empat kali meraih ”Sunshine Double”, istilah ketika petenis menjuarai turnamen di Indian Wells dan Miami pada musim yang sama.
Karena diselenggarakan secara beruntun, total dalam waktu tiga pekan, tantangan untuk menjuarai dua turnamen tersebut sangat berat. Hanya ada tujuh petenis putra yang bisa melakukannya, yaitu Djokovic, Agassi, Roger Federer, Marcelo Rios, Pete Sampras, Michael Chang, dan Jim Courier. ”Sunshine Double” yang diraih pada 2011, 2014, 2015, dan 2016 menjadikan Djokovic sebagai yang tersukses.
Namun, perjalannya tak mulus pada dua musim terakhir karena cedera. Dia absen pada 2017 dan tersingkir pada babak kedua 2018. Tahun ini, kehadirannya di Miami, yang berlangsung 20-31 Maret, didahului hasil buruk di Indian Wells karena tersingkir pada babak ketiga. Meski demikian, dia tak resah dengan hasil itu. Djokovic menyadari tampil buruk di Indian Wells. Tanpa kendala cedera, dia pun yakin bisa bermain lebih baik di Miami.
”Saya sadar level permainan saya waktu itu rendah. Saya hanya harus meningkatkan kepercayaan diri dan itu akan tiba. Saya berharap bisa lebih baik di Miami,” katanya dalam laman resmi Asosiasi Tenis Profesional (ATP).
Mendapat bye pada babak pertama, lawan berat kemungkinan baru ditemuinya pada perempat final, yaitu John Isner (unggulan ketujuh). Dalam semifinal, dia berpeluang bertemu Kei Nishikori (5) atau Dominic Thiem (3) yang pekan lalu menjadi juara di Indian Wells.
Persaingan menarik akan terjadi pada paruh bawah undian. Pemain senior seperti Roger Federer dan Kevin Anderson akan bersaing dengan pemain-pemain muda berusia 22 tahun ke bawah, seperti Alexander Zverev, Stefanos Tsitsipas, Karen Khachanov, Denis Shapovalov, dan Frances Tiafoe.
Sementara itu, Rafael Nadal, absen untuk dua musim beruntun karena cedera lutut kiri yang dialami di Indian Wells. Meski lima kali tampil di final Miami, pada 2005, 2008, 2011, 2014, dan 2017, Nadal belum pernah juara pada turnamen tersebut.