Dua Masjid Tempat Penembakan di Christchurch Dibuka Kembali
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
CHRISTCHURCH, KAMIS — Dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang diserang pada pekan lalu, kini diperbaiki dan dibersihkan. Masjid itu diupayakan dibuka kembali untuk publik pada Kamis (21/3/2019) sehingga ibadah shalat Jumat dapat dilaksanakan pada Jumat (22/3/2019).
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan, ibadah shalat Jumat besok di masjid itu akan disiarkan secara nasional. Mengheningkan cipta untuk para korban serangan juga akan diadakan selama dua menit.
Sejak peristiwa serangan yang menewaskan 50 orang di dua masjid di Christchurch pekan lalu, polisi masih disiagakan untuk menjaga masjid di seluruh Selandia Baru. Untuk ibadah shalat Jumat besok, penjagaan di masjid akan diperketat.
”Kami akan memperketat penjagaan besok untuk menjamin keamanan orang-orang yang mengikuti shalat Jumat,” ucap aparat kepolisian setempat melalui keterangan tertulis, Kamis (20/3/2019).
Ibadah shalat Jumat besok di Masjid Al Noor dan Masjid Linwood akan disiarkan secara nasional. Mengheningkan cipta untuk para korban serangan juga akan diadakan selama dua menit.
Dalam konferensi pers Kamis pagi ini waktu setempat, Komisioner Polisi Selandia Baru Mike Bush mengatakan, pihaknya berusaha semampu mereka untuk dapat membuka kembali kedua masjid di Christchurch yang diserang, yaitu Masjid Al Noor dan Masjid Linwood.
”Kami tidak hanya menyelesaikan investigasi TKP kami. Tetapi, kami juga berupaya merenovasi masjid itu,” kata Bush.
Solidaritas
Sejak terjadinya serangan tembakan Jumat pekan lalu, sejumlah kecil umat Islam telah mengadakan ibadah shalat di Masjid Al Noor. Pada Rabu (20/3/2019) malam kemarin, mereka diberikan perlindungan oleh warga setempat.
Ketika mereka sedang berdoa dan bersujud, puluhan warga non-Muslim berdiri di belakang mereka dengan saling berpegang tangan.
”Jantungku berdegup cepat. Ini sesuatu yang tidak bisa dipercaya. Melihat komunitas saling mendukung, itu sangat luar biasa,” kata Omar.
Identifikasi korban
Bush juga melaporkan, Kamis ini, identifikasi semua korban tewas telah selesai dilaksanakan. Sebagian besar di antara mereka adalah migran atau pengungsi dari Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki, Somalia, Afghanistan, dan Bangladesh.
Beberapa korban telah dimakamkan pada Rabu (20/3/2019) dan dilanjutkan pada Kamis. Pemakaman massal, menurut rencana, digelar pada Jumat (22/3/2019).
Senjata dilarang
Pada Kamis pagi ini, Ardern mengumumkan, semua kepemilikan senjata akan dilarang di Selandia Baru. Larangan itu akan diterapkan pada Kamis sore ini pukul 15.00 waktu setempat.
”Hari ini, saya mengumumkan bahwa Selandia Baru akan melarang semua senjata semi-otomatis gaya militer. Kami juga akan melarang semua senapan serbu. Kami akan melarang semua magazen berkapasitas tinggi. Kami akan melarang semua bagian yang mampu mengonversi senjata semi-otomatis atau jenis senjata lainnya menjadi senjata semi-otomatis gaya militer. Kami akan melarang bagian yang menyebabkan senjata api memiliki kapasitas semi-otomatis, otomatis, atau mirip dengan senjata otomatis,” tutur Ardern, seperti dikutip The Guardian.
Ia juga memperingatkan para penjual senjata untuk menghentikan penjualan senjata-senjata yang dilarang, seperti disebutkan di atas. ”Toko-toko harus mengembalikan stok senjata mereka kepada pemasok,” kata Ardern.
Ia mengakui, banyak orang memiliki senjata itu secara legal. Untuk itu, ia akan memberlakukan skema beli kembali atau buyback. ”Kompensasi yang adil dan wajar akan diberikan kepada pemilik senjata untuk senjata mereka,” katanya. (AFP/REUTERS)