WOLFSBURG, RABU – Tim nasional Jerman menjadikan kegagalan total di Piala Dunia Rusia 2018 sebagai momentum berbenah. Sang pelatih Joachim Loew memulai era baru “Die Mannschaft” bermaterikan pemain muda saat laga persahabatan melawan Serbia, Kamis (21/3/2019) dini hari WIB, di Wolfsburg, Jerman.
Loew membuat kejutan besar sebelum jeda internasional pada awal Maret 2019. Dia memutuskan tidak membutuhkan lagi jasa Matt Hummels, Jerome Boateng, dan Thomas Muller. Ketiga pemain ini merupakan tulang punggung Jerman saat juara dunia di Brasil pada 2014.
Pelatih berusia 59 tahun itu mencoba melepaskan bayang-bayang gelar juara lima tahun silam. Dia melihat tim tersebut sudah habis sejak gagal lolos dari penyisihan grup di Piala Dunia Rusia. Loew menghadirkan era baru dengan memilih pemain muda dalam agenda internasional, persahabatan melawan Serbia, Kamis, dan Kualifikasi Piala Eropa melawan Belanda, Selasa depan.
Pada laga melawan Serbia, Loew menurunkan nama-nama baru yang tidak ikut ke Rusia, seperti Leroy Sane (23), Kai Havertz (19), Thilo Kehrer (22), Lukas Klostermann (22), Maximilian Eggestein (22), Jonathan Tah (23), dan Marcel Halstenberg (27). Di dalam daftar pemain mula hanya terdapat satu pemain senior yaitu kiper Manuel Neuer.
Meski imbang 1-1, permainan darah muda “Die Mannschaft” cukup menjanjikan. Pemain yang mayoritas berasal dari klub lokal di Bundesliga itu mampu mendominasi penguasaan bola hingga 68 persen dan menendang sebanyak 21 kali atau tiga kali lebih banyak dari Serbia.
“Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan mentalitas pemain kami. Kami berhasil menciptakan tekanan kepada pemain Serbia,” ucap Loew setelah pertandingan.
Pada babak pertama, Jerman yang bermain di kandang, Stadion Volkswagen Arena, Wolfsburg, tampil mendominasi dengan banyak peluang. Namun, pertahanan mereka sering melakukan kesalahan sendiri saat diserang balik Serbia.
Penyerang Serbia Luka Jovic menghukum kesalahan barisan pertahanan Jerman saat mengantisipasi tendangan penjuru. Penyerang 21 tahun yang bermain di klub Bundesliga, Eintracht Frankfurt, itu bereaksi cepat memanfaatkan kesalahan dan mencetak gol dari jarak dekat pada menit ke-12.
Serbia nyaris menggandakan keunggulan. Namun, kali ini percobaan Jovic di depan gawang masih mampu dihadang Klostermann. Jovic terus menjadi momok barisan pertahanan Jerman hingga turun minum.
Serangan Jerman mulai tajam pada babak kedua setelah masuknya pemain senior Borussia Dortmund Marco Reus. Duetnya dengan Sane mampu mengeksploitas pertahanan Serbia yang sangat solid pada 45 menit awal.
Ruang yang dihasilkan kedua pemain itu membuat gelandang Bayern Munchen Leon Goretzka mencetak gol penyeimbang pada pertengahan babak kedua. Skor tidak berubah hingga akhir laga walaupun anak asuh Loew terus menggempur pertahanan Serbia.
"Di babak pertama mereka seperti belum siap karena baru pertama kali bermain bersama. Tetapi di babak kedua kami berhasil meningkatkan intensitas permainan. Kami banyak menghasilkan peluang dan hanya kurang saat sentuhan akhir. Ini adalah pengalaman penting untuk mereka," ucap Loew saat membahas penampilan pemain mudanya.
Pemain muda Jerman terlihat masih belum terlalu siap menghadapi kejuaraan internasional. Akan tetapi, dengan bantuan pemain senior seperti Reus dan Ilkay Gundongan, dan Toni Kroos, potensi mereka sangat menjanjikan dalam beberapa tahun ke depan.
Dua prospek paling menjanjikan di antara pemain muda itu adalah Sane dan Havertz. Sane merupakan tulang punggung City dalam menggapai mimpi meraih quadruple atau empat gelar musim ini. Dia sudah mencatatkan 14 gol dan 17 asis dalam 38 pertandingan di seluruh kompetisi.
Sementara itu, Havertz merupakan gelandang serang Bayern Leverkuesen yang sedang naik daun. Remaja berusia 19 tahun ini menghasilkan 13 gol dan 6 asis dengan posisi asli di belakang striker.
Talenta muda ini akan menghadapi ujian sebenarnya pada Selasa depan. Mereka akan menghadapi Belanda dalam kualifikasi Piala Eropa. Belanda sedang dalam puncak performa dengan bakat muda seperti Matthijs de Ligt dan Frenkie de Jong. (REUTERS)