JAKARTA, KOMPAS — Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT mempunyai waktu satu tahun untuk menuntaskan investigasi terhadap kecelakaan pesawat. Namun, KNKT berupaya melaporkan hasil investigasi kecelakaan Lion Air JT-610 pada bulan Agustus-September.
Sebab, hasil laporan ini ditunggu masyarakat dunia, industri penerbangan, dan operator Boeing 737 MAX 8 di seluruh dunia.
”Semua pihak menunggu hasil investigasi ini. Kami telah mengumpulkan semua bukti yang diperlukan dan analisis sedang dalam progres,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Menurut Soerjanto, semua hasil investigasi masih bersifat rahasia dan belum diberikan kepada siapa pun.
”Kami juga tidak akan menyiarkan hasil wawancara dengan semua orang yang kami wawancara. Sesuai UU Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 359, pernyataan dari seseorang yang diperoleh selama proses investigasi tidak boleh dipublikasikan. Untuk itu, KNKT tidak akan menyampaikan hasil wawancara,” ujarnya.
Soerjanto menambahkan, pihaknya telah mewawancarai seorang pilot yang ikut dalam perjalanan pesawat PK-LQP dari Denpasar ke Jakarta.
”Jadi, dalam perjalanan ke Jakarta, ada tiga pilot di ruang kemudi. Pilot ketiga ini memiliki kualifikasi sebagai pilot B737 MAX 8. Kami juga sudah meminta keterangan pilot tersebut,” katanya.
Investigator KNKT Ony Soerjo Wibowo mengatakan, temuan berdasarkan bukti yang ada meneguhkan temuan pada laporan awal setelah kejadian. ”Memang ada masalah di dalam sistem otomasi penerbangan. Progres analisis yang sedang berlangsung saat ini tidak menyimpang dari laporan awal dulu,” kata Ony.
Dia juga menjelaskan rekaman pembicaraan di perekam suara di kokpit (CVR) yang diperiksa KNKT hanya berdurasi dua jam. Sebab, kapasitas perekamannya hanya dua jam. Jadi, rekaman yang lama akan terhapus oleh rekaman baru oleh sistem.
”VCR yang kami periksa hanya berisi rekaman saat pesawat disiapkan sebelum berangkat ke Pangkal Pinang hingga kejadian kecelakaan. Dari kejadian itu, kami tahu bahwa pesawat telah disiapkan oleh petugas di darat,” kata Ony.
Soerjanto menambahkan, KNKT telah mengunjungi Boeing untuk merekonstruksi penerbangan JT-610 menggunakan engineering simulator dan diskusi terkait sistem pesawat B737 MAX 8. KNKT juga telah berdiskusi dengan Boeing dan Badan Administrasi Penerbangan Amerika (FAA) terkait sistem desain MCAS (manuvering characteristic augmentation system) dan persetujuan yang diberikan FAA.
Semua hasil investigasi ini akan disampaikan KNKT pada laporan akhir yang dijadwalkan akan dipublikasikan pada Agustus atau September 2019.
Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro menyampaikan, terkait larangan terbang sementara terhadap pesawat Boeing 737 MAX 8, penerbangan Lion Air tetap beroperasi normal. Lion Air meminimalkan dampak yang timbul agar operasionalisasi dapat berjalan dengan baik dan tidak terganggu.
”Lion Air tetap melayani rute-rute yang selama ini dioperasikan Boeing 737 MAX 8 dengan mengganti menggunakan armada Lion Air lainnya,” kata Danang.
Dia mengatakan, selama dua pekan pertama Maret, Lion Air telah menjaga tingkat ketepatan waktu hingga 88,24 persen.