Pamor Jokowi-Amin di Maluku Lemah, Loyalitas Tim Sukses Dipertanyakan
Hari pemungutan suara pemilihan presiden kini kurang dari sebulan. Pamor Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Provinsi Maluku terkesan lemah. Calon anggota legislatif dari partai pendukung dalam koalisi gemuk terlihat tidak serius mengampanyekan pasangan tersebut.
Oleh
FRANSIKUS PATI HERIN
·3 menit baca
Hari pemungutan suara pemilihan presiden kini kurang dari sebulan. Pamor Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Provinsi Maluku terkesan lemah. Calon anggota legislatif dari partai pendukung dalam koalisi gemuk tidak terlihat serius mengampanyekan pasangan tersebut. Bahkan, ada yang mengajak konstituennya untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut pantauan Kompas hingga Selasa (21/3/2019) pagi, sejumlah baliho calon anggota legislatif dari partai pendukung Jokowi-Amin tidak menyertakan foto calon presiden. Itu banyak terlihat di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau. Padahal, calon anggota legislatif itu sekaligus menjadi tim sukses calon presiden.
Sejumlah warga yang ditanyai terkait dengan kinerja tim malah mengaku tidak merasakan dampaknya. ”Saya pendukung Jokowi. Saya memilih Jokowi karena kesadaran pribadi saya, bukan karena pengaruh dari tim. Sejauh ini, tim tidak memberikan efek yang berarti,” kata Sius, warga yang tinggal di Jalan Pattimura, Kota Ambon.
Pengamat politik dari Universitas Pattimura, Ambon, Josep A Ufi, menangkap kesan tidak solidnya kerja tim sukses pendukung Jokowi-Amin. Padahal, di dalam tim itu berjejer nama-nama besar, seperti mantan gubernur Maluku Said Assagaff yang juga Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Maluku dan Murad Ismail yang merupakan gubernur Maluku terpilih periode 2019-2024.
Partai pendukung Jokowi-Amin menguasai kursi di DPRD Provinsi Maluku lewat tujuh partai politik. Dari 45 kursi, mereka menguasai 27 kursi atau 60 persen dengan kursi ketua DPRD dipegang oleh PDI-P. ”Kesannya, mereka bekerja secara sporadis dan tidak solid. Pergerakan mereka tidak terkoordinasi dengan baik,” kata Josep.
Josep juga melihat bahwa ada calon-calon tertentu dari partai pendukung yang hanya bekerja untuk dirinya dan partainya. Calon dimaksud tidak ikut mengampanyekan pasangan Jokowi-Amin kepada konstituen yang, menurut mereka, cenderung mendukung Prabowo-Sandi. Mereka melakukan itu demi mendulang suara partai.
Faktor lain adalah belum hadirnya Jokowi atau Amin untuk melakukan kampanye di Maluku, provinsi dengan jumlah pemilih 1.266.034 orang. Sementara pasangan Prabowo-Sandi, masing-masing, sudah mengunjungi Maluku dalam rangka kampanye. Kehadiran sosok calon presiden dan calon wakil presiden dapat memengaruhi psikologi pemilih.
Kesannya, mereka bekerja secara sporadis dan tidak solid. Pergerakan mereka tidak terkoordinasi dengan baik.
Posisi Jokowi saat ini berbeda dibandingkan ketika dirinya menjadi calon presiden pada 2014 lalu. Saat itu dia hadir sebagai wajah baru yang mewakili kaum kecil. Ia hadir menawarkan perubahan. Namun, selama memimpin, banyak kepentingan Maluku, seperti perikanan, belum terealisasi dengan baik. Ini yang menimbulkan kekecewaan.
Pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Di Maluku, mereka memperoleh suara 443.040 atau 50,52 persen, sedangkan Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa memperoleh 433.984. Jokowi-Jusuf Kalla unggul sangat tipis. Kemenangan itu salah satunya dipengaruhi oleh sosok Kalla yang dianggap sebagai tokoh perdamaian Maluku. Kalla juga sempat berkampanye di Maluku.
Pasangan Jokowi-Amin di Maluku menghadapi informasi tidak benar atau hoaks. Banyak masyarakat yang termakan oleh hoaks. ”Di sini, tim sukses harusnya masuk dan memberikan klarifikasi kepada pemilih,” ucap Josep.
Fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Maluku, Benhur Watubun, mengakui ketidaksolidan dalam partai koalisi. Ia bahkan secara terang-terangan menyebut PPP tidak konsisten. ”Banyak caleg PPP yang malah mendukung pasangan lain. Kami sudah mengetahui itu. Kalau PDI-P, kami tetap solid,” katanya.
Meski begitu, Benhur optimistis, pasangan Jokowi-Amin dapat memenangi pilpres di Maluku. Selama berkuasa, Jokowi telah berbuat banyak untuk wilayah Indonesia timur, termasuk Maluku, lewat pembangunan infrastruktur dan program lainnya. Ia yakin, masyarakat Maluku memilih pemimpin yang telah menunjukkan bukti, bukan janji.