PT KAI Berminat Mendatangkan Kereta Hidrogen Pertama di Dunia
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
LOWER SAXONY, KAMIS — PT Kereta Api Indonesia berminat membawa kereta hidrogen pertama di dunia, Coradia iLint, ke Indonesia. Sekalipun harganya lebih mahal dari kereta diesel, biaya pengoperasian sekaligus pemeliharaannya disebut lebih murah. Ditambah lagi kereta ramah lingkungan karena menggunakan sumber energi berkelanjutan.
”Dari harga belinya memang kereta ini lebih mahal dari kereta diesel. Namun, biaya pengoperasiannya cukup rendah karena tidak menggunakan grid listrik dan mesin diesel. Selain itu, biaya pemeliharaannya pun murah sehingga apabila dihitung secara total, biaya investasi untuk kereta ini justru lebih murah,” kata Project Manager Coradia iLint Stefan Schrank, Senin (18/3/2019), seperti dikutip dari rilis pers PT KAI yang diterima Kompas.
Kereta menggunakan elektrifikasi melalui proses kombinasi hidrogen dan oksigen sehingga emisi yang dikeluarkan hanya air. Bahan baku utama yang digunakan adalah hidrogen yang berasal dari biomasa ataupun sumber-sumber energi berkelanjutan lain, seperti angin dan matahari. Kereta hidrogen itu memiliki kapasitas penumpang 150 orang dan kecepatan 140 kilometer per jam.
Coradia iLint dibangun oleh perusahaan multinasional asal Perancis, Alstom, dengan pembiayaan dari Pemerintah Jerman, dan didukung oleh Pemerintah Negara Bagian Lower Saxony, serta Eisenbahnen und Verkehrsbetriebe Elbe-Weser GmbH (EVB), selaku operator penyedia jasa transportasi kereta api di kota Bremervӧrde, Jerman.
Di rute Cuxhaven, Bremerhaven, Bremervӧrde, dan Buxtehude, ada dua kereta hidrogen Coradia iLint yang beroperasi di sana sejak September 2018. Total jarak tempuh sekitar 100 kilometer. Khusus untuk rute Bremervӧrde-Buxtehude, kecepatan maksimal yang diperbolehkan 80 kilometer per jam.
”Luar biasa kereta ini. Satu langkah lebih maju dari teknologi elektrifikasi yang selama ini kita lihat yang menggunakan baterai. Kami siap untuk bekerja sama dengan Alstom Jerman dan kami siap untuk membawa kereta hidrogen pertama di dunia ke Indonesia,” kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro.
Pada Senin (18/3/2019), Edi beserta timnya mencoba naik kereta hidrogen itu dengan rute Bremervӧrde dan Buxtehude. Kecepatan kereta sebesar 80 kilometer per jam. Rute sepanjang 40 kilometer di Negara Bagian Lower Saxony itu ramai diisi oleh para komuter yang bekerja di Hamburg.
Negara Bagian Lower Saxony sudah memesan 14 kereta Coradia iLint dan akan tersedia pada 2021. Beberapa negara bagian lain di Jerman juga sudah menandatangani kontrak pemesanan kereta hidrogen.
Ketertarikan pada kereta itu juga datang dari negara lain, seperti Austria, Inggris, Belanda, Denmark, Norwegia, Italia, dan Kanada. Adapun Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang tertarik pada kereta tersebut.
Pada 4 Desember 2018, Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno telah bertemu dengan perwakilan dari Alstom di Jerman dan berkunjung ke Bremervӧrde untuk mencoba kereta tersebut.
”Sudah saatnya Indonesia juga mengunakan hidrogen sebagai bahan bakar transportasi, khususnya untuk kereta. Kehadiran kereta hidrogen di Indonesia dapat menjadi bagian dari pembangunan sektor transportasi yang berkelanjutan,” ujar Oegroseno.