Siswa SD-SMA Kota Bandung Didorong Bawa Bekal Gizi Seimbang
Dalam upaya penanggulangan tubuh kerdil atau tengkes, Dinas Kesehatan Kota Bandung di Jawa Barat berkolaborasi dengan jajaran sekolah untuk mewajibkan semua siswanya membawa bekal makanan dengan gizi seimbang.
Oleh
Samuel Oktora
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Dinas Kesehatan Kota Bandung mendorong semua siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas untuk membawa bekal makanan dengan gizi seimbang. Tujuannya, mengurangi kasus tubuh pendek atau tengkes dan dampaknya bagi anak usia lanjut di Kota Bandung.
Hal itu ditegaskan dalam acara bertajuk ”Aksi Cegah Stunting Kota Bandung Tahun 2019” dan ”Deklarasi Kegiatan Beas Beureum (Bekal Anak Sekolah Bergizi, Enak dan Murah)” di Ruang Pertemuan Agape Rumah Sakit Immanuel, Kota Bandung, Kamis (21/3/2019). Hingga kini, tengkes masih menghantui Kota Bandung. Kasusnya mencapai 25,8 persen dari total anak balita sekitar 200.000 atau sebanyak 51.600 anak.
Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita berharap Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Bandung ikut mempromosikan gerakan Beas Beureum. Vera yakin, personel MKKS bisa menjadi jembatan ilmu guna menekan kasus tengkes.
”Kami merangkul MKKS dari SD sampai SMA. Mereka nantinya bakal memfasilitasi semua sekolah menggelar pertemuan terkait gerakan ini. Sekarang, sedang disiapkan surat edaran dari wali kota agar semua sekolah melakukan langkah ini,” kata Rita.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyambut baik langkah ini. Yana mengatakan, dalam jangka pendek, tengkes berpengaruh pada kemampuan kognitif anak. Sementara untuk jangka panjang, tengkes bakal mengurangi kapasitas pendidikan lebih baik. Anak tengkes dapat kehilangan peluang kerja dan pendapatan ideal.
”Risikonya bakal berlanjut hingga anak tengkes dewasa. Mereka berisiko tinggi obesitas, hipertensi, diabetes melitus, hingga jantung koroner,” ujarnya.
Ketua MKKS SMP Negeri Kota Bandung Dadang Supriatna akan menyebarluaskan gerakan ini kepada 57 SMP negeri di Kota Bandung. Untuk sekolah swasta, pihaknya akan dibantu forum komunikasi kepala sekolah swasta.
”Sosialisasi tidak hanya ditujukan kepada siswa, tetapi juga orangtuanya dengan memanfaatkan sejumlah acara tertentu, mulai dari rapat orangtua siswa hingga pembagian rapor,” ucap Dadang.