Survei ”Kompas”, Sejarah Baru di Pemilu Legislatif 2019?
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil survei terbaru Litbang Kompas menunjukkan, PDI-P, Partai Gerindra, dan Partai Golkar menjadi tiga partai politik dengan elektabilitas tertinggi. Jika kelak Pemilu Legislatif 2019 pada 17 April 2019 menunjukkan hasil serupa, sejarah baru pada penyelenggaraan pemilu legislatif sejak reformasi akan tercipta. Mungkinkah?
Survei Litbang Kompas yang dirilis di harian Kompas dan Kompas.id pada Kamis (21/3/2019) memperlihatkan, PDI-P menjadi partai politik (parpol) dengan elektabilitas tertinggi, yaitu 26,9 persen, diikuti Gerindra di posisi kedua dengan elektabilitas 17 persen, dan Golkar di angka 9,4 persen.
Jika hasil survei ini bertahan hingga tiba waktu Pemilu Legislatif 2019, PDI-P akan mengulang kesuksesannya pada Pemilu Legislatif 2014. Saat itu PDI-P meraih suara terbanyak di antara partai peserta pemilu lainnya, yaitu 18,9 persen.
Kemenangan berturut-turut partai berlambang banteng ini sekaligus menorehkan sejarah pada gelaran pemilu legislatif sejak reformasi. Pasalnya, sejak pemilu pertama pascareformasi, Pemilu 1999, belum ada partai yang berhasil meraih suara terbanyak berturut-turut pada pemilu legislatif.
Tak hanya PDI-P, Gerindra juga berpotensi mengukir sejarah.
Bagi Gerindra, posisi peraih suara terbanyak kedua pada pemilu merupakan posisi tertinggi sejak partai didirikan 6 Februari 2008.
Sejak pertama kali mengikuti pemilu, yaitu Pemilu 2009, raihan partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu memang terus meningkat. Pada 2009, raihan suaranya hanya 4,46 persen dan menempatkannya di posisi kedelapan peraih suara terbanyak. Pada 2014, raihan suaranya naik lebih dari dua kali lipat menjadi 11,81 persen dan menempatkannya di posisi ketiga peraih suara terbanyak.
Sebaliknya bagi Golkar, sejarah kelam yang akan tercipta. Itu karena untuk pertama kalinya partai yang selalu menjadi juara dari pemilu ke pemilu pada era Orde Baru itu harus ”terlempar” ke posisi ketiga.
Tak hanya itu, jika hasil survei Litbang Kompas atas elektabilitas Golkar yang besarnya 9,4 persen sama dengan atau tak berbeda jauh dengan hasil Pemilu 2019 kelak, partai berlambang pohon beringin itu akan mencatatkan sejarah raihan suara terkecil sejak partai itu lahir.
Survei oleh Litbang Kompas untuk diketahui dilakukan pada akhir Februari hingga awal Maret 2019. Survei melibatkan 2.000 responden yang tersebar secara acak di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian lebih kurang 2,2 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Strategi partai
Berkaitan dengan hasil survei tersebut, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto tetap meminta semua simpatisan, anggota, dan kader partai untuk tidak mengendurkan kerja-kerja pemenangan sekalipun PDI-P berpotensi memenangi kembali pemilu legislatif.
Tak hanya itu, PDI-P juga akan memperkuat kerja sama dengan partai-partai lain di Koalisi Indonesia Kerja, koalisi partai pengusung dan pendukung calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin agar posisi kedua dan ketiga juga diisi oleh partai-partai anggota koalisi.
”PDI-P sangat berkepentingan agar pemerintahan Jokowi-Amin kuat, efektif, dan solid. Karena itu, dalam rangka penguatan sistem presidensial, gambaran ideal terjadi apabila Golkar bisa menduduki posisi nomor dua, mengalahkan Gerindra, dan PKB nomor tiga,” ujarnya.
Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade, juga mengatakan, partainya tak akan terpengaruh dengan hasil survei dan akan terus bekerja untuk meyakinkan publik.
Menurut dia, tren peningkatan suara Gerindra dari pemilu ke pemilu hal yang masuk akal karena partainya solid. ”Gerindra tidak memiliki persoalan internal dalam tubuh partai sehingga membuat Gerindra kian solid,” kata Andre yang juga menjabat Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Raihan suara yang lebih optimal pun diyakininya akan dicapai pada Pemilu Legislatif 2019 karena Gerindra memperoleh efek ekor jas dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang maju sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden 2019.
Golkar ”all out”
Sementara Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan, pihaknya terus mengonsolidasikan kekuatan partai. Selain itu, semua kader hingga pejabat teras partai akan turun langsung ke masyarakat guna meraih kemenangan pada Pemilu 2019 di sisa sekitar satu bulan sisa masa kampanye pemilu.
”Semua jajaran partai, mulai dari ketua umum, pengurus DPP, ketua dewan pembina, Pak Aburizal Bakrie, Pak Akbar Tandjung, Pak Agung Laksono, senior-senior, hingga kader tingkat desa all out turun langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Koordinator Bidang Kepartaian Golkar Ibnu Munzir menambahkan, dari pemilu ke pemilu, elektabilitas Golkar selalu bertumpu pada kekuatan para calon anggota legislatif (caleg)-nya. Kapasitas para caleg, ditambah lagi pengalaman mereka mengikuti pemilu, selalu bisa mendongkrak suara Golkar.
”Kami harap kerja para caleg pada pemilu kali ini bisa kembali mendongkrak suara,” ujarnya. (DIONISIO DAMARA/FAJAR RAMADHAN)